Berita Viral

'Anak Saya Tidak Pernah Memukul' Bantah Ayah Pemuda Hajar Satpam RS Bekasi Putranya Tak Salah Fitnah

'Anak saya tidak pernah memukul' ayah pemuda hajar satpam rumah sakit di Bekasi bantah perbuatan putranya, ngaku difitnah.

|
Tangkapan layar Youtube Tribun Sumsel
SATPAM RS DIANIAYA - Seorang petugas keamanan Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Bekasi Sutiyono (KANAN) saat dirawat pasca-koma 4 hari gara-gara dibanting dan dihajar oleh keluarga pasien. AF terduga pelaku penganiayaan (KIRI-lingkaran merah) marah tunjuk-tunjuk satpam pada Sabtu (29/3/2025) pukul 22.00 WIB. Tidak terima ditegur gara-gara parkir sembarangan menghalangi jalur ambulans. Kini ayah terduga pelaku muncul bantah anaknya pukul korban. 

SURYAMALANG.COM, - 'Anak saya tidak pernah memukul' ucapan ayah pemuda yang hajar satpam Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat,

Meski bukti-bukti sudah cukup jelas, bahkan kronologi kejadian telah disampaikan oleh polisi, namun ayah terduga pelaku bernama Tanto Surioto tetap menyangkal.

Tanto Surioto mengklaim dirinya difitnah soal tidak ada itikad baik dan memastikan putrnya tidak bersalah. 

Satpam bernama Sutiyono (39) diketahui menjadi korban penganiayaan oleh pemuda berinisial AF (25) pada Sabtu (29/3/2025) di Rumah Sakit Mitra Keluarga tempatnya bekerja.

Baca juga: Ketakutan Keluarga Satpam RS Bekasi Ancaman Ormas, Pelaku Tak Kunjung Ditangkap, Mangkir Panggilan

AF merupakan keluarga pasien yang tidak terima ditegur perkara knalpot brong dan parkir yang menghalangi jalur ambulans di IGD rumah sakit. 

Setelah cukup lama, akhirnya ayah pelaku, Tanto Surioto muncul dan memberi penjelasan mengenai fitnah yang dilontarkan terhadap keluarganya. 

Fitnah pertama, kata Tanto, tudingan mengenai dirinya yang dianggap tak mempunyai iktikad baik terhadap keluarga sang satpam. 

Tanto merasa telah menunjukkan iktikad baik dengan menggelar mediasi setelah cekcok terjadi.

Mediasi turut dihadiri oleh kakak dan istri korban, komandan satpam Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat, dan anggota Bimbingan Masyarakat Polri (Bimaspol) berinisial Y.

Dalam mediasi tersebut, Tanto mengaku telah menyatakan kesiapannya untuk memberikan keterangan apabila diperlukan dalam rangka membantu biaya pengobatan Sutiyono.

Baca juga: Profil AF Pemuda Hajar Satpam Rumah Sakit Bekasi, Mahasiswa dari Keluarga Berada Kini Diduga Kabur

Tanto juga mengaku telah memberikan nomor ponsel dan fotokopi kartu identitasnya kepada anggota Binmaspol.

Akan tetapi, informasi yang beredar justru dirinya disebut tak mempunyai iktikad baik terhadap keluarga Sutiyono.

"Hoaks yang muncul, kita dituduh tidak ada iktikad baik," ujar Tanto dalam klarifikasinya melalui pesan singkat, Kamis (10/4/2025) mengutip kompas.com (grup suryamalang).

Fitnah berikutnya perihal tudingan anaknya melarikan diri ke Pontianak, Kalimantan Barat, yang berujung tersebarnya informasi bahwa putranya masuk daftar pencarian orang (DPO) pasca-cekcok dengan sang satpam.

Tanto mengatakan, putranya bersama anggota keluarga lain bertolak ke Pontianak dalam rangka mengantarkan jenazah kakek yang meninggal dunia setelah dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Barat.

Baca juga: Cerita Sutiyono Satpam RS Bekasi Dihajar ABG Juga Dihina Miskin, Amnesia Tak Ingat Istri, Gegar Otak

"Nah diembuskan fitnah bahwa anak saya melarikan diri," ungkap Tanto.

Selain itu, Tanto juga membantah putranya menganiaya Sutiyono dan mengklaim peristiwa yang terjadi hanya cekcok.

"Anak saya tidak pernah sampai memukul sekalipun saat cekcok tersebut terjadi," kata Tanto.

Tanto meyakini rekaman CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) juga tak menunjukkan perilaku anaknya menganiaya korban.

"Jika ini diproses hukum, Insya'Allah CCTV dan bukti yang ada tidak dapat membuktikan adanya tindakan penganiayaan," imbuh Tanto.

Baca juga: ABG Hajar Satpam Rumah Sakit Ternyata Anak Anggota Ormas di Bekasi, Tak Minta Maaf Malah Mengancam

Diberitakan sebelumnya, Sutiyono diduga menjadi korban penganiayaan oleh AF pada Sabtu (29/3) pukul 22.00 WIB.

Kuasa hukum Sutiyono, Subadria Nuka, mengungkapkan, kejadian ini bermula ketika korban menegur salah satu pengunjung rumah sakit yang menggunakan mobil berknalpot brong di area Instalasi Gawat Darurat (IGD).

“Pengunjung tersebut juga memarkirkan kendaraannya tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) rumah sakit, sehingga menghalangi jalur ambulans,” ujar Subadria dalam keterangannya, Sabtu.

Namun, pelaku tidak terima ditegur oleh korban kemudian menarik kerah seragam Sutiyono, membanting, dan mencekiknya hingga korban mengalami kejang hingga sempat kritis.

Akibat insiden tersebut, korban harus menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama empat hari.

"Setelah empat hari berlalu, keluarga pelaku sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau meminta maaf,” ujar Stein Siahaan, kuasa hukum korban dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Cerita Sutiyono Satpam RS Bekasi Dihajar ABG Juga Dihina Miskin, Amnesia Tak Ingat Istri, Gegar Otak

Pihak RS Mitra Keluarga Bekasi disebut mendukung penuh proses hukum yang berjalan, termasuk memberikan rekaman CCTV dan bukti lainnya yang dibutuhkan penyidik.

“Rumah sakit sudah merespons, tinggal menunggu proses hukum di kepolisian. Semua bukti yang diperlukan akan disediakan oleh pihak rumah sakit,” tambah Stein.

Atas kejadian ini, pihak korban melaporkan kasus tersebut ke Polres Metro Bekasi Kota pada 30 Maret 2025.

Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam proses penyidikan Polres Metro Bekasi Kota.

Dampak dari penganiayaan yang dialami Sutiyono, satpam tersebut mengalami gegar otak hingga sempat amnesia tidak ingat anak istri. 

Sutiyono yang mengalami kejang-kejang hingga masuk ICU mengaku mengalami pembengkakan di bagian kepala.

Joe, kuasa hukum korban yang juga hadir di channel Uya Kuya menjelaskan Sutiyono sempat mengalami amnesia lupa dengan istrinya.

"Kalau dapat informasi dari istri dia sempat amnesia sih lupa istri anak," kata Joe mengutip Youtube Uya Kuya, Senin (7/4/2025).

"Dua hari kemudian baru ingat, sadarnya juga gak langsung sadar gitu jadinya kayak awang-awangan," timpal Ratrichsani istri Sutiyono yang juga datang di program itu.

Namun kini, kondisi Sutiyono bisa dikatakan telah membaik dan sudah keluar dari rumah sakit pada Senin, (7/4/2025) pagi.

Melanjutkan cerita, Ratri istri Sutiyono menyebut kedua orang tua pelaku tidak menunjukkan penyesalan dan justru bersikap arogan.

"Ayah ibunya cuma karena orangnya agak jumawa, arogan," kata Sutiyono.

Ratri mengaku mendapatkan intimidasi serta ancaman dari orang tua pelaku yang merupakan anggota ormas.

"Jadi dia bilang katanya mau bawa semua anggota FBR, terus dia mau ngambil kartu anggota satpamnya dia biar dia gak bisa kerja lagi," timpal Ratri.

Orang tua pelaku juga sesumbar mengaku memiliki kenalan polisi dan menghina korban miskin.

"Terus dia ngaku-ngaku dari Polda 'teman-teman saya dari Polda banyak' kata dia gitu, terus dia bilang kalau miskin jangan banyak tingkah kata ibunya," ungkap Ratri.

Uya Kuya pun menilai ayah pelaku bisa dituntut karena telah menyeret polisi.

"Nah ini orang-orang FBR juga yang merasa namanya dicatut juga bisa dituntut juga bapaknya kan, saya minta ke bapak pelaku ini siapa orang Polda yang anda maksud," kata Uya Kuya.

Hingga kini keluarga pelaku tidak ada yang menunjukkan itikad baik bertanggung jawab kepada korban.

"Enggak (tanggung jawab), dia bilangnya kalau misalnya BPJS pindahin aja BPJS kesehatan enggak usah pakai BPJS ketenagakerjaan" kata Ratri.

"Mungkin karena dia takut disuruh bayar atau gimana saya gak tahu," sambungnya.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved