Dugaan Jual Beli Bedak di Pasar Karangploso Malang, Rawan Diborong dan Dikuasai Orang Berduit

Dugaan Jual Beli Bedak di Pasar Karangploso Kabupaten Malang, Rawan Dimonopoli Orang Berduit

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq
SARANA UMUM - Kondisi pembangunan bedak di Pasar Karangploso, Kabupaten Malang, yang sudah berjalana setahun lebih, namun kini berhenti. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Mencuatnya kasus dugaan jual beli bedak di Pasar Karangploso, Kabupaten Malang membuat Ahmad Kusairi, koordinator LSM Pro Desa, mendesak anggota DPRD Kabupaten Malang untuk menyidaknya.

Sebab, itu diduga menyalahi aturan karena 40 bedak itu dibangun di atas lahan pasar milik Pemkab Malang, namun kok diduga diperjualbelikan.

"Tanahnya siapa kok diduga diperjualbelikan seperti itu. Mestinya, bedak itu cukup disewakan saja," tuturnya kepada SURYAMALANG.COM, Senin (14/4/2025).

Jika memang benar seperti itu, saran Kusairi, ya harus dibatalkan karena selain diduga sarat permainan, juga akan membuat para pedagang lama akan 'tergusur' tempatnya.

Sebab, bedak yang letaknya strategis atau paling depan, itu pasti harganya mahal dan akan ditawarkan pada orang berduit yang akan memborongnya.

"Bedak paling depan pasti punya nilai jual yang mahal sehingga akan dimiliki orang berduit."

"Iya, kalau cuma beli satu unit, bagaimana jika beli sampai tiga bedak, lalu disewa-sewakan, kan bisa mengancam nasib pedagang yang lama," paparnya.

Makanya, tak peduli di balik proyek itu ada oknum mantan pejabat atau oknum lainnya, menurut Kusairi, itu harus dikuak kebenarannya oleh anggota dewan.

Sebab, pengerjaannya sudah lama dan tak tuntas-tuntas, namun juga diduga diperjualbelikan.

"Dampaknya, kasihan para pedagang lama. Mereka terpaksa ngemper di sebelah utara bedak yang baru itu, dengan membikin tenpat ala kadarnya," ungkapnya.

Sementara, para pedagang lama mengaku ingin segera menempati bedak baru itu karena ditempatnya yang sementara saat ini, tak terlihat dari jalan raya Karangploso-Kota Batu.

Cuma, mereka mengaku belum ada kepastian, kapan selesainya karena pengerjaannya berkali-kali berhenti.

"Iya, kami belum ada kabar kapan selesainya, wong bolak-balik mandek. Kami terpaksa berjualan seperti ini (bedak ala kadarnya dan jika habis berjualan, barang dagangan ditutup dengan terpal)," tutur pedagang sayur.

Menanggapi hal itu, Anton, kepala Pasar Karangploso mengaku terlambatnya pembangunan 40 bedak itu karena bukan menggunakan anggaran APBD.

Itu hasil swadaya para pedagang sehingga seringkali pengerjaannya tersendat karena menunggu uang iuran.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved