Perjuangan Kakek di Lumajang sebagai Tukang Becak Berbuah Manis, Ia dan Istri Menunaikan Ibadah Haji

Perjuangan Kakek di Lumajang sebagai Tukang Becak Berbuah Manis, Ia dan Istri Menunaikan Ibadah Haji

Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/M Erwin
NAIK HAJI - Syaifudin bersama istrinya, Sofiah, di becak yang ia gunakan mencari nafkah sejak puluhan tahun silam. Pasutri lansia ini menjadi bagian dari Calon Jamaah Haji asal Lumajang yang akan berangkat pada 11 Mei 2025 mendatang. 

SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Jerih payah Syaifudin mengumpulkan uang dari hasil mencari nafkah sebagai tukang becak mengantarkannya bersama sang istri pergi ke Tanah Suci.

Pria berusia 75 tahun asal Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menjadi bagian Calon Jamaah Haji (CJH).

Syaifudin mengaku sangat bersyukur mendapatkan kesempatan beribadah haji bersama istrinya, Sofiah (65).

Pasangan suami istri lanjut usia tersebut menjadi bagian dari kloter 36 Kabupaten Lumajang dan akan berangkat pada 11 Mei 2025.

"Alhamdulillah tahun ini bisa berangkat. Kuncinya hanya niat sehingga saya dan istri bisa pergi haji bersama."

"Niat itu sudah saya ingin wujudkan sejak tahun 1978," Ujar Syaifudin ditemui SURYAMALANG.COM di rumahnya, Jumat (2/5/2025).

Syaifudin bercerita jika perjuangannya untuk menyisihkan uang guna pergi haji dilalui dengan cara yang tidak mudah.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak itu menuturkan setiap hari dirinya menyisihkan sebagian dari pendapatannya untuk menabung.

"Tahun-tahun 80an itu becak masih sangat ramai (penumpang). Di situ saya juga kerja sampingan, apa saja saya lakukan dari menjadi tukang (bangunan) dan sebagainya," Kenang Syaifudin.

Syaifudin juga mengikuti arisan di lingkungannya. Uang yang ia ikutkan arisan juga dari hasil bekerja sebagai tukang becak.

Begitu mendapat giliran arisan, uang dari hasil arisan ia tabung ke bank.

"Sedikit demi sedikit saya kumpulkan uang saya tabung ke bank Jatim."

"Alhamdulillah dapat terkumpul hingga lebih dari Rp 50 juta," Beber pria yang memiliki 5 orang anak tersebut.

Pada tahun 2012, Syaifudin dengan keyakinan tinggi, menyetorkan uang hasil tabungannya untuk berangkat haji. Ia mendaftarkan dirinya bersama sang istri.

"Dulu kerja itu rasanya mudah dapat uang. Becak masih ramai, semuanya mudah."

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved