Berita Viral

VIRAL Produksi Tahu di Sidoarjo Pakai Bahan Bakar Plastik, Beroperasi 20 Tahun sampai Impor Sampah

Viral produksi tahu di Sidoarjo pakai bahan bakar plastik, sudah beroperasi 20 tahun sampai impor sampah, jadi pembahasan serius DPR RI.

|
Youtube @bulesampah
BAHAN BAKAR SAMPAH PLASTIK - Video produksi tahu pakai bahan bakar plastik di Sidoarjo viral di media sosial setelah seorang jurnalis lingkungan asal Jerman mengungkapnya dalam konten di Youtube. Situasi ini menjadi pembahasan serius di DPR RI dalam rapat dengar pendapat bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) pada Kamis (15/5/2025). 

"Saya sudah menonton videonya Pak ngeri Pak saya tuh biasanya suka banget makan tahu tapi setelah ditonton yang sama nih yang ditonton Pak surya tadi yang disampaikan ke kita semua, saya hampir enggak makan tahu nih pak 2 minggu ini," kata Charles.

Lebih lanjut, legislator dari Fraksi PDIP itu juga meminta kepada BPOM untuk segera mengambil tindakan.

Charles mendorong BPOM untuk segera melakukan penyelidikan terhadap perusahaan yang memproduksi tahu seperti demikian.

"Jadi saya berharap Badan POM bisa mendatangi tempat-tempat tersebut kalau ada pelanggaran mungkin apa yang bisa dilakukan ditindak sehingga bahan pangan yang seperti ini tidak tersebar luas ke masyarakat kalau perlu mungkin produsennya juga harus diberi pembinaan," tukas dia.

Beroperasi 20 Tahun

Produksi tahu pakai bahan bakar plastik tersebut berada di Desa Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sidoarjo mencatat, setidaknya ada 60 pabrik tahu yang masih beroperasi di wilayah tersebut.

Kepala DLH Sidoarjo, Bahrul Amiq, mengungkapkan praktik ini telah berlangsung selama lebih dari dua dekade. 

Awalnya, pabrik tahu menggunakan kayu sebagai bahan bakar, namun beralih ke limbah plastik demi menekan biaya.

“Tapi ketika mulai orang ini kreatif dan menghemat biaya, supaya dia untung, nah dia mulai ngelirik bahan bakar yang non kayu,” kata Bahrul Amiq kepada Kompas.com (grup suryamalang), Jumat (9/5/2025).

Bahan bakar yang digunakan antara lain karet, sepatu, styrofoam, PVC, serta sisa-sisa sandal dan helm.

Baca juga: Sosok JC Buruh Gresik Melahirkan Sendiri di Toilet Pabrik, Bayi Meninggal Dibuang ke Tong Sampah

Menurut Amiq, penggunaan material tersebut menghasilkan asap yang sangat pekat.

“Mereka menggunakan, karet, sepatu, styroform, PVC, kadang itu sisa-sisa dari sandal, terus helm. Nah itu sih memang menimbulkan ledakan asap yang pekat, yang hitam pekat,” jelasnya.

Selain berasal dari sekitar Sidoarjo, limbah plastik yang dibakar juga diduga berasal dari luar daerah, bahkan luar negeri.

Namun, DLH belum memastikan apakah limbah itu tergolong RDF (Refuse-Derived Fuel) atau bukan.

“RDF itu hampir kurang lebih bentuknya sama sebenarnya dengan bahan-bahan plastik yang sedikit bercampur organik, itu masih aman lah kan. Saya pikir itu kan juga digunakan untuk industri juga,” ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved