Balita Penderita Hidrosefalus Kini Kondisinya Sudah Membaik Seusai Dirawat di RSUD Kanjuruhan Malang

Balita Penderita Hidrosefalus Kini Kondisinya Sudah Membaik Seusai Dirawat di RSUD Kanjuruhan Malang

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq
HIDROSEFALUS - Kasatpol Pemkab Malang, Firmando Matondang (paling kiri), dan Radik (tiga dari kanan), saat menengok balita penderita hidrosefalus di rumahnya di Kabupaten Malang, Senin (19/5/2025). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Masih ingat dengan Abil Dafa, balita berusia 5 tahun yang menderita Hidrosefalus, lalu dibawa Firmando Matondang, Kasatpol PP Kabupaten Malang, Jumat (11/4/2025), untuk dirawat ke RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang?

Saat ini, kondisi anak pasangan dari Ali Djaini (28) dan Ny Siskawati, (27), warga Dusun Arjosari, Desa Sumberputih, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang itu kian membaik.

Hal ini diketahui saat disambangi Radik Cahyo Purnomo AMd Kep, PJ Survailans UPT Puskesmas Wajak, di rumahnya, yang ada di tengah hutan perkebunan, Senin (19/5/2025) pagi.

"Iya, sudah ada respons (Abil) ketika saya menggoda tadi," tutur Radik, yang juga anggota Paguyuban Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Praktis, membaiknya kondisi kesehatan Abil bukan cuma membuat Radik senang karena bersama Firmando ikut berjuang membawanya ke rumah sakit.

Namun, orang tua Abil, tak henti-hentinya mengucapkan syukur dan berterima kasih.

"Saya senang karena anak saya bisa sehat seperti ini. Saya mengucapkan terima kasih pada Pak Bupati (Muhammad Sanusi) dan Pak Firmando, yang memperjuangkan hingga pengobatan anak saya gratis," tutur Ali kepada SURYAMALANG.COM.

Menurut Radik, memang kondisi Abil terlihat jauh beda saat dengan sebelum dirawat.

Saat ini, lanjut dia, kondisi kepalanya juga sudah jauh mengecil, sehingga sudah bisa menyangganya tatkala digendong ibunya.

Bahkan, motoriknya juga jauh sudah bisa meresponsnya sehingga tangan dan kakinya juga sudah bisa bergerak.

"Beratnya juga naik (saat ini sekitar 13 Kg) karena sudah mau makan," tutur Radik.

Perlu diketahui, Abil ditemukan Firmando dan Radik ketika sedang melakukan pengobatan gratis di desa Abil, yang jauh dari mana-mana itu.

Sebab, desa itu berada di lereng kaki Gunung Semeru, dengan medan jalan yang sulit dilalui kendaraan jenis apapun, kecuali mobil dobel gardan.

Apalagi saat hujan, kondisinya jadi berlumpur karena masih tanah dan tiap hari dilewati puluhan truk yang mengangkut pasir, untuk dijual ke kota.

"Jalannya masih tanah, terutama yang ada dalam hutan pinus."

"Itu milik Perhutani sehingga Pemkab Malang nggak bisa mengaspalnya meski jauh di atas bukit sebelah timur itu ada perkampungan yang dihuni 40 kepala keluarga, salah satunya rumah Abil itu," ungkapnya.

Mengetahui Abil, menderita Hidrosefalus namun tak pernah merasakan sentuhan tangan dokter, Firmando terenyuh.

Saat itu juga, meski jalannya berkilo-kilo bak medan off road, Abil dibawa ke RSUD dengan diangkut mobil dinas milik Firmando, Kijang Innova Reborn.

Itu setelah Firmando menelepon drg Bobby Prabowo, Plt Direktur RSUD Kanjuruhan.

Sedangkan Firmando pulang, menumpang mobil relawan tim medis.

"Nggak apa-apa, saya senang bisa membantu masyarakat," ungkap pria yang biasa dipanggil Mando.

Memang, kondisi rumah Abil sendiri juga butuh perhatian dari orang baik yang berduit.

Bukan cuma seukuran kamar kos mahasiswa, namun bangunannya juga jauh dari layak karena separo batu bata dan atasnya papan.

Itu berdiri di lahan perhutani, seperti rumah warga lainnya, sehingga warga di desa itu, bekerja sebagai petani dengan menggarap lahan hutan.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved