Pilu Imran Nekat Jual Ginjal Ratusan Juta di Kamboja, Malah Kena Tipu Saat Beli Motor Online

Pilu Imran (nama samaran) seorang WNI nekat jual ginjal ratusan di Kamboja. Beli motor online malah kena tipu.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tangkapan layar Youtube Uya KUya
KORBAN PENIPUAN - Kisah salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) Imran (nama samaran) menjadi korban perdagangan organ setelah menjual salah satu ginjalnya di Kamboja. 

Anak sulung dari tujuh bersaudara itu memiliki latar belakangan pendidikan sebagai juru masak, pengalaman kerja di dunia perhotelan juga pernah dilakoni. 

Sebagai orang tua, Diana hanya bisa mendoakan saat putranya pamit bekerja di luar negeri. Meski dalam hati dia merasa berat melepasnya. 

"Sebelum berangkat juga sempat pamit mau ketemu sama orang Yayasan (penyaluran kerja) di daerah Tanjung Priok, itu juga diantar kak Seli," ucapnya. 

Setelah segala persiapan administrasi seperti paspor dan sebagainya rampung, Soleh pun berangkat menuju negeri tujuan. 

Singkat cerita, Diana mendapat kabar melalui telepon putranya sudah tiba di Thailand.

Soleh menyampaikan pesan agar ibundanya tak perlu dengar omongan orang. 

Keberangkatan Soleh ke luar negeri memang jadi cibiran, banyak tetangga yang menganggapnya sinis dan sebagainya. 

"Telepon saya itu, udah sampai, Mak, gitu, terus bilang jangan kebanyakan pikiran, Mak. Apa, Jangan dengerin kata orang," kata Diana. 

Tiga hari setelahnya, Diana langsung mendapat kabar buruk terkait kondisi kesehatan putranya yang memburuk. 

Diana menerima sambung telepon video, sejumlah orang mengaku teman Soleh mengabarkan putranya sakit parah. 

Gambar pada telepon video hanya menyorot putranya yang sedang terkapar.

Selang sehari kemudian Soleh sudah dinyatakan meninggal dunia. 

Saat tiba di rumah duka, Diana dan keluarga baru tahu kalau Soleh selama ini bukan kerja di Thailand tetapi di Kamboja.

Informasi itu didapat setelah pihaknya berkomunikasi dengan pihak KBRI di Kamboja selama proses pemulangan.

"Saya di teleponnya malam. Pas malamnya nelfon. Besok pagi dia meninggal, terus jenazahnya baru sampai tanggal 15 Maret (2025) kemarin," terangnya mengutip Tribun Jakarta.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved