Pilu Imran Nekat Jual Ginjal Ratusan Juta di Kamboja, Malah Kena Tipu Saat Beli Motor Online

Pilu Imran (nama samaran) seorang WNI nekat jual ginjal ratusan di Kamboja. Beli motor online malah kena tipu.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tangkapan layar Youtube Uya KUya
KORBAN PENIPUAN - Kisah salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) Imran (nama samaran) menjadi korban perdagangan organ setelah menjual salah satu ginjalnya di Kamboja. 

Diduga Korban Perdagangan Orang

Tepat pada 15 Maret 2025, jenazah Soleh tiba di Tanah Air dan langsung dibawa menuju ke rumah duka.

Sesampainya di rumah duka, Diana melihat sebuah luka serupa tusukan di pinggang putranya.

Ia menilai ada kejanggalan dalam kematian anaknya. 

Keluarga pun pasrah. Akhirnya Soleh dimakamkan pada 16 Maret 2025. Pemakaman dilakukan di samping rumahnya.

Setelah itu, Diana baru mengetahui bahwa sebetulnya putranya bekerja di Kamboja sebagai operator judi online (judol).

"Awalnya enggak tahu saya. Pas tahu-tahunya sudah meninggal, tahunya (bekerja operator) judol," imbuh dia mengutip Kompas.com.

"Ada luka di bagian ini (pinggang), jahitan," ujar ibu korban, Diana (43), saat ditemui di kediamannya di Jalan Swadaya, Kampung Dua, RT 001/RW 021, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Kamis (27/3/2025).

Diana sempat memandikan jenazah putranya sebelum dikebumikan di samping rumahnya. Namun, ia tak kuat melihat jenazah anaknya.

"Saya nggak kuat lihatnya," katanya. Saat disemayamkan di rumah duka, Diana mengatakan ada wanita muda berinisial S yang sebelumnya sempat mengantarkan Soleh menemui seseorang dari yayasan pencari kerja di Tanjung Priok.

Namun, wanita tersebut tidak kooperatif ketika pihak keluarga menanyakan berbagai hal. "Ya begitu, susah ditanya," ungkap Diana.

Diana menjelaskan, anaknya bekerja di Kamboja berawal dari tawaran dari sebuah yayasan pencari kerja yang berkantor di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pertengahan Februari 2025.

Saat itu, Soleh dijanjikan bekerja di bidang perhotelan di Thailand. Kebetulan, Soleh yang lama berkecimpung di dunia perhotelan akhirnya tertarik dengan tawaran tersebut.

Akhirnya, Soleh mendatangi kantor yayasan tersebut ditemani seorang perempuan berinisial S pada 17 Februari 2025. Saat bertemu pihak yayasan, Soleh pun bersepakat untuk bekerja di Thailand.

 Setelah mencapai kesepakatan, Soleh kembali ke kediamannya untuk meminta restu kedua orangtuanya.

Tepat pada 18 Februari 2025, Soleh akhirnya berangkat ke Thailand menggunakan pesawat kendati sempat dilarang ibunya.

Sesampainya di Thailand, Soleh menghubungi ibunya sembari mengingatkan agar tak mengkhawatirkannya. 

"Dia telepon saya pas sudah di Thailand. Dia bilang, 'Sudah sampai, Mak'. Terus (bilang) 'Jangan kebanyakan pikiran, Mak. Jangan dengerin kata orang'," ungkap Diana sembari meneteskan air mata.

Dalam kurun waktu empat hari, keduanya masih terus berkomunikasi setiap hari. Namun setelah itu, komunikasi keduanya tiba-tiba terputus.

Selama komunikasi terputus, Diana selalu mengkhawatirkan nasib putranya. Kekhawatiran tersebut akhirnya memuncak ketika ia tiba-tiba dihubungi seorang pria bernama Kevin dalam panggilan video atau video call pada 2 Maret 2025 malam.

Kala itu, Kevin mengabarkan bahwa putranya tengah berada di Kamboja. Dalam komunikasi ini, Kevin juga menanyakan riwayat kejiwaan Soleh ke Diana.

"Ya, saya ngebantah. Emang anak saya enggak ada riwayat kejiwaan, gitu," jelas Diana.

Di tengah percakapan tersebut, Diana terkejut ketika kamera video call menunjukkan Soleh tengah duduk terkulai di atas tempat tidur.

Ia pun berulangkali memanggil putranya, tetapi Soleh sama sekali tak meresponsnya. 

"Dia kan saya panggil, 'Soleh, ini Mamak'. Dia sudah enggak bisa jawab," ungkap Diana kembali meneteskan air matanya.

Setelah itu, percakapan keduanya pun berakhir. Pada 3 Maret 2025 pagi, Kevin kembali menghubunginya. Ia mengabarkan bahwa putranya telah meninggal dunia. 

 

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved