Gerbang Pintu Bromo Senilai Rp 58 Miliar Siap Diresmikan Bupati Sanusi, Ketua DPRD Dapat Berkah

Sedang, BTS II di Desa Ngadiwono, Pasuruan, yang dibangun rest area juga.

"Itu kandang ayam saya (yang berisi 7.000 ekor) mepet sama pagar BTS. Nanti, kalau sudah dibuka dan kondisinya ramai wisatawan, kandang ayam itu, akan saya ganti jadi homestay," ujar Darmadi.

Kamis pagi itu, Darmadi dengan ditemani Achmad Kusairi, koordinator LSM Pro Desa, mengecek proyek BTS III, dengan jalan kaki.

Maklum, karena rumah Darmadi dengan proyek itu cuma selemparan batu kali atau hanya dipisahkan beberapa rumah tetangganya.

Begitu juga, rumah Kusairi, cuma berjaram sekitar 4 km dari proyek senilai Rp 58 miliar yang didanai World Bank itu.

Meski rumahnya dekat, namun Darmadi dan Kusairi, dua besti yang berteman sejak dibangku sekolah itu kagum atas kemegahan bangunan BTS III. 

"Proyek ini berdiri di atas tanah bengkok milik tiga desa. Yakni, Desa Wringin Anom, Desa Gubugklakah (Kecamatan Poncokusumo), dan Desa Duwet, Kecamatan Tumpang. Dari luas 11 hektare (Ha) tanah bengkok milik tiga desa itu, baru seluas 2,5 Ha yang terpakai bangunan BTS III," ungkap Kusairi.

Sementara, Bupati Sanusi mengatakan, proyek itu bantuan dari Kementerian PUPR. Nanti, itu akan dikelola antara Pemkab Malang, dengan Bumdes tiga desa, yang tanah bengkoknya terpakai BTS itu.

"Sebelum diserahkan ke Bumdes, nanti akan dilakukan kepelatihan buat warga yang akan mengelolanya. Sebab, itu harus dikelola secara profesional, karena menyangkut biaya besar. Dan, kami yakin, keberdaannya akan bisa menggerakkan ekonomi warga," tuturnya.(fiq)