Trans Jatim Malang Raya

Optimisme Organda Jatim Penolakan Trans Jatim di Malang Bisa Dapatkan Solusi, Segera Duduk Bersama !

Ketua DPD Organda Jatim Firmansyah Mustafa mendesak agar semua pihak mengedepankan dialog untuk kepentingan dan tujuan transportasi publik

Penulis: faiq nuraini | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Faiq Nuraini
ORGANDA - Ketua DPD Organda Jatim, Firmansyah Mustafa. Organda Jatim Optimistis ada solusi bersama terkait operasional Trans Jatim Malang Raya 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Organda Jatim optimistis akan ada solusi bersama yang baik terkait rencana operasional Bus Trans Jatim Malang Raya.

Untuk itu, komunikasi yang baik melalui pembicaraan bersama yang melibatkan semua unsur terkait perlu segera dijalankan.

Ketua DPD Organda Jatim Firmansyah Mustafa mendesak agar semua pihak mengedepankan dialog untuk kepentingan dan tujuan transportasi publik jangka panjang. 

Saat ini, pihak sopir angkot di Malang menolak rencana pembukaan koridor baru Trans Jatim di Malang Raya.

"Saya yakin ada solusi terbaik. Perlu terus komunikasi yang intens antara Pemprov dan angkot di Malang," kata Firmansyah, Jumat (19/9/2025).

Menurut ketua DPD Organda Jatim ini, layanan transportasi publik yang nyaman dan murah serta handal adalah keniscayaan.

Trans Jatim hadir untuk melayani warga di Malang juga langkah baik.

Tapi memang harus juga memperhatikan angkutan eksisting seperti angkot di Malang.

Mereka juga harus tetap diperhatikan dengan saling mengaitkan. Bukan mengalahkan satu sama lain.

Firmansyah menyebut bahwa saat ini pemerintah memang harus hadir untuk memberikan pelayanan transportasi umum yang bagus, nyaman dan tepat waktu.

Menurut Firmansyah, penolakan Trans Jatim itu lebih karena belum utuhnya informasi yang diterima sopir angkot. Bisa jadi karena masih terbatasnya info ttg bagaimana Trans Jatim itu.

Dia memberi gambaran saat awal Trans Jatim membuka koridor-koridor awal. Hampir semua mendapat penolakan angkutan eksisting.

Penolakannya sama. Merasa terancam dengan beroperasinya Trans Jatim. Namun Dishub Jatim bersama operator bus membuka komunikasi. Turun memberikan penjelasan.

Angkot akan menjadi penguat dan penumpang angkot tidak lari. Bahkan bertambah karena makin banyak yang naik Trans Jatim. Angkot jadi feeder (pengumpan ke Trans Jatim).

Tentu harus naik angkot dulu untuk bisa naik Trans Jatim. Bus Trans Jatim hanya melintas daerah protokol. Tidak bisa di kampung.

Firmansyah menjadi saksi bahwa standar operasional Trans Jatim tinggi dengan berorientasi pada penumpang. Salah berangkat tepat waktu.

Bus ini tidak boleh menaikkan/menurunkan penumpang disembarang tempat, harus di Halte maupun shelter yg sudah disediakan.

Ketersediaan bus Trans Jatim nanti akan membawa nuansa baru di dalam segi pelayanan transportasi umum yang nyaman di Kota Malang.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved