Pedagang Pasar Gadang akan Dipindahkan Demi Urai Kemacetan, Disiapan Anggaran Rp 1,3 Miliar
Ada anggaran Rp 2 miliar lebih yang dikelola. Rp 1,3 miliar untuk sewa lahan dan sisanya untuk biaya operasional pasar dan hal lain Pasar Gadang
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang telah mengalokasikan anggaran sebanyak Rp 1,3 miliar untuk penampungan pedagang Pasar Gadang.
Anggaran itu untuk sewa lahan yang diperuntukan menjadi tempat penampungan sementara para pedagang Pasar Gadang, terutama pedagang yang berjualan di pinggir jalan.
Anggota DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji saat ditemui menjelaskan, relokasi pedagang bersifat sementara atau dalam jangka waktu pendek.
Tujuannya, mengurai kemacetan yang terjadi di jalan raya.
Bayu mengatakan, anggaran tersebut berasal dari alokasi efisiensi di Pemkot Malang.
Ada anggaran Rp 2 miliar lebih yang dikelola.
Rp 1,3 miliar untuk sewa lahan dan sisanya untuk biaya operasional pasar dan hal lain.
Setelah ditetapkan alokasi anggaran, Bayu mengatakan bahwa saat ini telah masuk tahap proses penaksiran nilai properti atau appraisal.
"Yang Rp 1,3 miliar ini rencananya sedang mau di-appraisal untuk mengurai kemacetan di Pasar Gadang. Jadi Pasar Gadang itu kan ada dua jembatan. Yang digunakan, yang relatif lurus kan yang sisi utara ya. Di belakang kan ada lahan kosong, itu rencana disewa. Itu untuk mengurai kemacetan," kata Bayu.
Lahan tersebut disewa untuk memindahkan pedagang-pedagang.
Bayu menilai, upaya itu digulirkan untuk memecahkan masalah kemacetan dalam jangka pendek.
Untuk jangka panjang, harus ada banyak hal yang dilengkapi, seperti membuat perjanjian dengan pemilik lahan.
"Karena jangka panjangnya harus tetap perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga. Tapi bahasanya memang program untuk mengurai kemacetan bukan untuk memindahkan pedagang," paparnya.
Informasi terkini, alokasi anggaran tersebut tidak digunakan untuk biaya operasional pemindahan barang-barang pedagang.
Bayu menyebutkan, secara teknis pelaksanaan akan dilakukan oleh eksekutif melalui Diskopindag Kota Malang.
"Itu Rp 1,3 miliar hanya untuk sewa. Artinya pedagang itu diminta swadaya. Itu kan sebenarnya semi-permanen semua. Pindah biaya sendiri. Bongkar pasang sendiri," jelas Bayu.
Setelah proses penaksiran nilai selesai, kemudian dilakukan sosialisasi kepada para pedagang. Selanjutnya pelaksanaan.
Joni, pedagang di Pasar Gadang, yang berjualan di pinggir jalan mengatakan kalau dirinya sudah mendengar informasi rencana relokasi tersebut sejak dua bulan lalu.
Ia tidak keberatan jika harus dipindahkan, asal sudah ada tempat dan biaya pindah ditanggung oleh pemerintah.
"Ya kalau memang begitu, harus ada tempatnya dulu. Jangan sampai ada rencana pemindahan tetapi tidak ada tempatnya. Kalau biaya pemindahan barang-barang juga harus ditanggung pemerintah," paparnya.
Dikatakan Joni, banyak pedagang yang menyewa tempat di Pasar Gadang.
Jika proses pemindahan nanti dikenai biaya sendiri, maka akan memberatkan pedagang yang menyewa.
Semestinya, pemerintah bisa ambil peran untuk menanggung biaya pemindahan tersebut.
"Kasihan para pedagang yang menyewa itu. Sekarang ini, pasar sudah sepi. Kadang dua hari tidak dapat apa-apa, kadang sehari hanya Rp 50 ribu," ujarnya.
Marsum, pedagang lainnya yang berjualan telur juga menyambut positif rencana pemindahan itu.
Terlebih jika kondisi Pasar Gadang diperbaiki.
Menurutnya, kondisi pasar saat ini kurang baik, sehingga perlu perbaikan.
"Saya mengikuti saja kebijakannya seperti apa, tapi keberatan kalau pemindahan barang dengan biaya sendiri," urainya.
Marsum yang sudah berjualan selama 20 tahun lebih di Pasar Gadang menilai, pedagang membutuhkan kepastian pembeli jika dipindahkan.
Meski begitu, menurutnya hal tersebut tidak menjadi masalah besar.
Ia cukup yakin jika dipindahkan ke tempat sementara, pembeli juga akan ikut ke tempat pemindahan sementara itu.
"Kami sudah punya beberapa pelanggan tetap, jadi kalau pindah mungkin juga ikut ke sana. Yang penting, semuanya ikut pindah juga para pedagang ini. Sama-sama," paparnya.
Siti Khadijah, seorang pembeli yang ditemui mengatakan kalau Pasar Gadang tidak cukup nyaman untuk didatangi.
Jika musim kemarau, kondisinya panas dan berdebu. Jika hujan datang, jalanan akan becek.
Tapi tidak ada pilihan lain karena rumah saya dekat sini," katanya.
Ia sepakat jika ada upaya pemerintah mengurai kemacetan di Pasar Gadang. Dalam jam sibuk, kondisi jalan di Pasar Gadang sangat padat. Kemacetan tidak bisa dihindari.
"Ya memang repot kalau jam sibuk. Bercampur antara pembeli dan penjual. Kendaraan juga sangat rapat. Cukup bahaya," paparnya. (Benni Indo)
Pelaku Pelecehan di Kereta Pasti Diblacklist dan Diserahkan Polisi, Filter Gender untuk Antisipasi |
![]() |
---|
DPRD Kabupaten Malang Soroti Tingginya Target Retribusi pada RAPBD 2026, Trauma Meleset dari Target |
![]() |
---|
Ekosistem Lamun di Malang Selatan Terancam, UB Peringatkan Dampak Lingkungan |
![]() |
---|
Beras Medium Langka di Kota Malang Saat Bulog Pastikan Pasokan Terpenuhi |
![]() |
---|
Truk Boks Tabrak 2 Rumah Warga dan Timpa Mobil Honda Mobilio di Ngantang Malang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.