Gelegar Sound Horeg Sopir Truk Mengoyak Plafon Kantor Gubernur Jatim saat Aksi Massa

Bahkan akibat sound horeg tersebut, ruang kantor gubernuran Jatim sampai terkoyak. Bagian kaca-kaca gedung bergetar hebat.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Fatimatuz Zahro
TERKOYAK - Kondisi plafon ruangan audiensi di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, rusak akibat getaran sound horeg yang dibawa demonstran, Kamis (19/6/2025) malam. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Demonstran penolakan kebijakan zero Over Dimension Over Load (ODOL) di depan Kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan Surabaya kian keras membunyikan sound horeg yang dibawa untuk aksi, Kamis (19/6/2025) malam.

Lantaran belum adanya titik temu atas tuntutan yang disampaikan, mereka tetap bertahan di lokasi aksi dan membunyikan sound horeg dengan makin kencang sebagai bentuk protes.

Bahkan akibat sound horeg tersebut, ruang kantor gubernuran Jatim sampai terkoyak. Bagian kaca-kaca gedung bergetar hebat.

Bahkan sampai menjatuhkan exhaust fan di plafon ruangan yang digunakan untuk audiensi yang memang berlokasi di depan, dekat dengan dibunyikannya sound horeg.

Akibat jatuhnya exhaust fan tersebut, lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila yang bertengger di antara gambar Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ikut terjatuh.

“Belum ada kesepakatan. Pihak kepolisian belum bersedia untuk menghentikan penindakan ODOL."

"Kita akan tetap bertahan di sini, kita akan bermalam,” kata Angga Firdiansyah, Ketua Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT).

“Kita akan bertahan di sini sampai ada kesepakatan. Tidak masalah kita izinnya sampai tiga hari,” imbuhnya.

Lebih lanjut Angga menegaskan bahwa dengan tidak adanya kesepakatan, maka para sopir truk masih bertahan dengan kesepakatan yang dibuat di tahun 2022.

“Kesepakatan kita yang tahun 2022 tidak akan ada penindakan, tapi dari pihak Polda yang belum bisa menyepakati kesepakatan tersebut padahal waktu di 2022 pihak Polda bertanda tangan dari pihak lantas untuk tidak ada penindakan terhadap kawan-kawan,” ujarnya.

Angga menegaskan sebanyak 700 armada truk akan tetap ada di sini, bertahan hingga ada kesepakatan dan titik temu yang disepakati semua pihak.

“Kami tunggu karena mereka masih berunding dari pihak Lantas walaupun sampe besok pagi tetep kita tunggu di sini,” tegasnya.

Selama bertahan, massa aksi terus berorasi dan menyalan sound horeg. Bahkan sound horeg yang dikumandangkan kian malam semakin keras.

Di sisi lain Kadishub Jatim Nyono menolak untuk memberikan keterangan. Ia mengaku bahwa keputusan dan kesepakatan belum bisa diambil sehingga belum berkenan memberikan keterangan.

“Belum belum. Kan belum selesai,” katanya keluar ruangan.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved