Perang Iran vs Israel
SIAP-siap Harga BBM Naik Efek Amerika Serang Iran, Harga Minyak Dunia Bisa Rp 2,1 Juta
Siap-siap harga bahan bakar minyak (BBM) naik secara tiba-tiba imbas efek domino dari Amerika Serikat menyerang 3 fasilitas nuklir Iran, Minggu.
SURYAMALANG.COM | JAKARTA - Siap-siap harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia naik secara tiba-tiba imbas efek domino dari Amerika Serikat (AS) menyerang 3 fasilitas nuklir Iran, Minggu (22/6/2025).
Eskalasi konflik di Timur Tengah semakin memanas setelah AS membantu Israel menyerang Iran.
Serangan terhadap 3 situs nuklir Iran itu pun menguncang kecaman dari para pemimpin negara kepada pemerintahan AS yang dipimpin Donald Trump.
Akibat Amerika serang Iran itu, harga minyak mentah bisa naik.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) hingga saat ini masih impor minyak untuk memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri.
Menyadur dari website Direktorat Jenderal ESDM, pada 2023, Indonesia mengimpor minyak mentah 132,39 juta barel.
Sampai akhir semester pertama 2024, impor minyak mentah mencapai 62,20 juta barel.
Selain minyak mentah, Indonesia juga mengimpor hasil minyak seperti BBM untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik.
Baca juga: Inilah 3 Sosok Ulama Konservatif Iran Calon Pengganti Ayatollah Ali Khamenei jika Dibunuh Amerika
Naiknya harga minyak mentah dunia bisa menyebabkan konsekuensi besar, yakni inflasi di berbagai negara.
Pemicu utama lonjakan harga minyak akhir pekan ini yaitu serangan Amerika ke fasilitas nuklir Iran.
Serangan ini membuat situasi politik dan keamanan di Timur Tengah memanas.
Iran pun mengancam akan membalas, termasuk dengan menutup Selat Hormuz, jalur laut penting tempat seperlima minyak dunia melewati setiap hari.
Di mana setiap harinya, lebih dari 20 juta barel minyak mentah melewati selat ini.
Minyak itu berasal dari negara-negara seperti Arab Saudi, Kuwait, UEA, Irak, dan Iran sendiri, lalu dikirim ke Asia, Eropa, dan Amerika.
Baca juga: Tak Akan Diam! Prediksi Pergerakan Rusia-China-Korea Utara Usai Amerika Serang Pangkalan Nuklir Iran
Walaupun belum ada blokade resmi di Selat Hormuz, namun ancaman penutupan itu sudah cukup membuat pasar panik.
Jika selat itu ditutup, maka jutaan barel minyak tidak bisa dikirim ke negara-negara pembeli seperti Tiongkok, India, Jepang, dan negara-negara Eropa.

Akibatnya, pasokan menjadi terbatas, sementara permintaan tetap tinggi hal inilah yang membuat harga minyak melonjak.
Selain itu lonjakan harga energi akan menimbulkan inflasi tinggi, mengganggu stabilitas ekonomi global, dan memicu gejolak pasar keuangan.
Bursa saham dunia diprediksi mengalami tekanan besar, sementara nilai tukar negara berkembang bisa melemah akibat sentimen negatif investor.
Perusahaan pelayaran internasional kemungkinan akan mengalihkan rute atau menunda pengiriman, memperparah gangguan pada rantai pasokan global.
“Selat Hormuz adalah leher botol sistem energi global. Jika ditutup, efeknya akan langsung terasa di pom bensin dari Jakarta hingga London,” ujar James Martens, analis energi dari Global Risk Insights.
Baca juga: PBB Ketar-Ketir! Taheran Nyatakan Perang Dimulai Usai Amerika SerikatBom 3 Pangkalan Nuklir Iran
Rilis proyeksi JPMorgan
JPMorgan merilis proyeksi, dalam skenario terburuk, harga minyak bisa melonjak hingga mendekati USD 130 per barel.
Harga minyaj mentah itu antara Rp 1,9 juta hingga Rp 2,1 juta jika disetarakan dengan kurs rupiah saat ini yakni (Rp 16.200 per dolar AS).
"Harga minyak akan naik," ujar Mark Spindel, analis dari Potomac River Capital.
Mark Spindel menyoroti ketidakpastian terkait respons lanjutan Iran serta skala kerusakan fasilitas strategis yang diserang AS.
Selain risiko energi, Spindel mengingatkan bahwa lonjakan harga minyak juga bisa mendorong kenaikan inflasi global yang signifikan.
Situasi ini berpotensi mengikis kepercayaan konsumen dan menekan daya beli masyarakat.
Baca juga: Israel Punya Bekingan Pusat! Detik-detik Amerika Serikat Serang Iran di Fordow, Natanz, dan Esfahan
"Inflasi yang tinggi akan mempersulit The Fed untuk memangkas suku bunga," jelasny.
Hal itu ia mengacu pada tekanan terhadap bank sentral AS di tengah ekonomi yang telah lebih dulu terdampak tarif dagang era Presiden Donald Trump.
Ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah juga diperkirakan akan memperburuk volatilitas di pasar global, terutama pada komoditas energi, emas, serta nilai tukar negara-negara berkembang.
Dalam konteks ini, pelaku pasar dan pemerintah di seluruh dunia kini menanti reaksi lanjutan dari Iran dan sekutu regionalnya.
Eskalasi lebih lanjut dapat memperparah gangguan pasokan minyak dari kawasan Teluk, yang menyumbang hampir sepertiga dari pasokan energi dunia.
Tak hanya minyak mentah, harga produk turunan seperti solar dan avtur juga meningkat pesat.
Di Eropa, harga jet fuel melonjak 45 persen, sementara harga solar naik 60 persen akibat kekhawatiran pasokan terganggu dari Timur Tengah.
Goldman Sachs menyatakan bahwa lonjakan harga energi ini berpotensi menambah tekanan inflasi global, terutama di negara-negara yang sangat bergantung pada impor energi seperti negara-negara Eropa dan Asia.
Snalis JP Morgan memperingatkan investor untuk waspada lantaran pasar akan tetap berfluktuasi dalam beberapa minggu kedepan.
Hal itu tergantung pada respons Iran dan arah kebijakan luar negeri AS serta sekutu-sekutunya.
Iran menyatakan perang lawan Amerika dan Israel

Sementara itu, pasca Ameriak serang Iran, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan perang.
Pernyataan IRGC itu menandai eskalasi besar dari perang Iran Israel di Timur Tengah yang terjadi sejak Jumat (13/6/2025).
“Ini bukan lagi sekadar saling serang. Ini sudah masuk fase perang terbuka,” ujar seorang analis Timur Tengah kepada Euronews.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Israel langsung menaikkan status siaga ke tingkat tertinggi.
Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan pembatalan seluruh kegiatan pendidikan, acara publik, dan aktivitas kerja non-esensial.
Iran sebelumnya telah memperingatkan bahwa keterlibatan AS akan memicu konsekuensi besar.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu lalu mengatakan bahwa serangan terhadap negaranya “akan berakhir dengan kerugian yang tidak bisa diperbaiki” bagi AS.
Dengan serangan langsung ini, ancaman tersebut kini menjadi kenyataan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan Kompas.com
Iran
Israel
perang Iran vs Israel
perang iran Israel
Harga BBM
Amerika serang Iran
harga minyak dunia
SURYAMALANG.COM
fasilitas nuklir Iran
Ayatollah Ali Khamenei
Kekuatan Militer Iran Vs Israel: Pasukan, Anggaran, Kekuatan Darat-Laut-Udara, Siapa Lebih Perkasa? |
![]() |
---|
Kebohongan Donald Trump Klaim Amerika Berhasil Bom Pangkalan Nuklir Iran, Citra Satelit Jadi Bukti |
![]() |
---|
DAFTAR 5 Malapetaka Iran Tutup Selat Hormuz Imbas Serangan AS: Harga Minyak Dipastikan Melonjak |
![]() |
---|
SERANGAN 6 Pesawat Siluman Amerika Gagal Hancurkan Bahan Nuklir Iran, Donald Trump Bisa Kecewa |
![]() |
---|
'Kalian Mulai, Kami Akhiri' Inilah 6 Pangkalan Militer Amerika di Timur Tengah Jadi Target Iran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.