Perwira TNI AL Dikeroyok

‘Saya yang Megangi’ Pengakuan 3 Pengeroyok Letda Abu Yamin di Terminal Arjosari Malang, Melas Pasrah

‘Saya yang megangi’ pengakuan 3 pengeroyok Letda Abu Yamin di Terminal Arjosari Malang setelah ditangkap, melas pasrah.

|
SURYAMALANG.COM/KUKUH KURNIAWAN/ISTIMEWA
PERWIRA TNI DIKEROYOK- Suasana di Terminal Arjosari Malang (KIRI. Ketiga pelaku pengeroyokan (KANAN) terhadap perwira TNI AL, Abu Yamin pada Kamis (26/6/2025) pukul 19.30 WIB. Setelah viral ketiga pelaku ditangkap dan membuat pengakuan peran mereka saat pemukulan membuat korban terluka parah 

SURYAMALANG.COM, - Para pelaku pengeroyokan terhadap Perwira TNI AL Letda Laut (PM) Abu Yamin (53) telah ditangkap meski belum seluruhnya. 

Dari sekitar 15 orang pengeroyok terdiri dari preman dan juru panggil penumpang (jupang alias calo) di Terminal Arjosari Malang, baru tiga orang yang ditangkap yakni berinisial MA, DS, dan MNH.

Ketiga pelaku yang sudah berstatus tersangka ditangkap tidak lama setelah peristiwa terjadi pada Kamis, (26/6/2025) di Terminal Arjosari.

Kini ketiga orang tersebut masih berada di sel tahanan Polda Jatim.

Baca juga: Cerita Ali Said, Sosok Letda Abu Yamin Tokoh Masyarakat, Sapu Bersih Preman Terminal Arjosari Malang

Penahanan mereka dipindahkan sementara atas dasar faktor keamanan.

Dalam video viral yang beredar di Instagram, ketiga pelaku tampak pasrah dan melas ketika direkam untuk membuat pengakuan. 

Tampak dari perawakan mereka, ketiga pelaku pria semuanya masih muda. 

Perekam video awalnya bertanya nama kepada masing-masing pelaku. 

“Jenengmu sopo? (namamu siapa)” kata perekam video dalam postingan yang tayang Jumat, (27/6/2025).

“Yang keras suaranya” perintah perekam.

”Maulana” kata terduga pelaku pertama.

Lalu kamera beralih ke terduga pelaku kedua dan ketiga.

”Doni Sejati” jawab pelaku kedua

”Muhammad Nurul Huda” kata pelaku ketiga.

Baca juga: Mega Perwira Donowati Ngebet, Tapi Terminal Arjosari Belum Jadi Pilihan Tujuan Trans Jatim Malang

Kemudian perekam video kembali menyorot pelaku pertama.

”Kamu yang megangi Pak abu?” tanya perekam kepada pelaku pertama.

”Saya yang megangi” jawab pelaku pertama. 

Bergeser ke pelaku kedua, perekam bertanya lagi. 

“Kamu yang mukul apanya pak Abu” tanya perekam.

”yang mukul ae” jawab pelaku kedua ucapannya kurang begitu jelas. 

Kemudian pelaku ketiga juga menjawab serupa. 

“Pokoknya kena aja” imbuh pelaku ketiga.

Video tersebut ramai menjadi sorotan warganet yang ikut geram melihat perbuatan mereka. 

Akan Dipindah ke Polresta Malang

Meski tersangka dipindah sementara ke Polda Jatim, namun penanganan perkara tetap ditangani oleh Satreskrim Polresta Malang Kota.

Kemudian pada Selasa (1/7/2025), Polresta Malang Kota bakal menarik kembali ketiga tersangka untuk dititipkan di Lapas Kelas I Malang.

Humas Lapas Kelas I Malang, Hamlana mengaku, belum ada informasi apapun terkait tersangka pengeroyokan Letda Abu Yamin yang bakal dititipkan.

"Kami belum terima dan kami belum ada info apapun," ujarnya saat dikonfirmasi SURYAMALANG.COM, Rabu (2/7/2025).

Baca juga: 7 Poin Kesepakatan Warga dengan Terminal Arjosari Malang Hapus Premanisme, Letda Abu Yamin Disegani

Saat disinggung apakah ada perlakuan pengamanan khusus apabila ketiga tersangka sudah dititipkan, pihaknya hanya menjawab singkat.

"Terkait hal itu, belum ada informasi. Kami belum menerima informasi apapun terkait langkah-langkah yang akan diambil," pungkasnya.

Menurut menantu Abu Yamin, Muhammad Fadholi (33), mertuanya dikeroyok setelah berusaha melerai perkelahian antara kondektur bus dan jupang.

"Katanya, jupang ini meminta sejumlah uang ke kondektur bus, lalu bapak saya ini melerai dan menegur sambil bilang kasihan" kata Fadholi, Senin (30/6/2025).

Di luar dugaan, calo tidak terima dan memanggil teman-temannya untuk mengeroyok Abu Yamin. 

"Akhirnya pelaku ini enggak terima, lalu memanggil teman-temannya dan mengeroyok bapak saya," jelasnya.

"Kurang lebih ada 15 orang yang mengeroyok bapak saya" kata Fadholi.

"Jadi, bapak saya dikerumunin dan langsung dihajar" imbuhnya. 

"Sempat ada seseorang mau menolong ayah saya, tetapi justru ditendang sama pelaku," urainya.

Sosok Abu Yamin di Mata Warga

Koordinator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Arjosari, Ali Said menjelaskan, Letda Abu Yamin adalah warga Arjosari.

Meski dinas sebagai anggota Polisi Militer TNI Angkatan Laut (POMAL) di Lantamal V Surabaya, namun Abu Yamin sangat peduli dengan warga di daerah tempat tinggalnya. 

"Kami sangat menyesalkan adanya kejadian premanisme di Terminal Arjosari karena korban ini yaitu Abu Yamin adalah warga Arjosari" ujar Ali, Selasa  (1/7/2025).

Baca juga: WARGA Ramai-ramai Tolak Premanisme di Terminal Arjosari Malang Pasca Pengeroyokan Letda Abu Yamin

Sehari-hari, Abu Yamin yang masih sering pulang ke Malang aktif di masyarakat. 

Bahkan Ali Said menyebut Abu Yamin sebagai tokoh yang membina warga. 

"Seorang tokoh masyarakat yang aktif membina warga" imbuhnya.

Ali Said juga memastikan pelaku pengeroyokan Letda Abu Yamin bukanlah warga Arjosari.

"Saya pastikan bahwa pelakunya bukanlah warga Arjosari, karena warga sini senang hidup damai dan cinta damai," tandasnya.

Demo Warga

Setelah peristiwa yang menimpa Abu Yamin terjadi, warga Arjosari demo di Terminal Arjosari melalui aksi damai pada Selasa (1/7/2025).

Dalam aspirasinya, warga menuntut dan menolak keras adanya aksi premanisme, pungutan liar (pungli) serta tindak kekerasan pemaksaan di wilayah terminal.

Demo pun membuahkan hasil setelah warga Arjosari membuat tujuh poin kesepakatan dengan pihak Terminal Arjosari. 

Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati membenarkan, ada tujuh poin yang tercantum di dalam nota kesepakatan bersama tersebut.

Salah satu poinnya, yaitu warga dan Terminal Arjosari sepakat menolak adanya aksi premanisme.

Mega juga meminta dukungan dan partisipasi warga jika ada laporan atau keluhan akan langsung ditindaklanjuti oleh pihak terminal. 

Terkait langkah konkret, pihak Terminal Arjosari akan melakukan pendataan mandor dan juru panggil penumpang (jupang).

"Apabila didapati ada mandor dan jupang tidak resmi, maka akan kami usir keluar dan tidak diizinkan berada di dalam terminal" jelasnya.

"Kemudian, kami juga akan rutin melakukan pemeriksaan di lapangan terhadap para mandor maupun jupang agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," terang Mega.

Untuk memastikan ketertiban, Mega meminta kepada para mandor maupun jupang untuk memakai seragam atau atribut resmi perusahaan otobus.

"Kami meminta kepada jupang dan mandor, untuk mengenakan rompi yang dilengkapi identitas masing-masing perusahaannya" paparnya.

"Ini sebagai identitas, bahwasannya mereka memang resmi dari perusahaan dan bukan jupang liar," urai Mega.

Saat disinggung terkait berapa jumlah mandor maupun jupang resmi di  Terminal Arjosari, pihaknya hanya menjawab singkat.

"Terkait hal ini, akan kami lakukan pendataan ulang," tambahnya.

Bersihkan Premanisme

Wakapolresta Malang Kota, AKBP Oskar Syamsuddin juga telah menyambangi Terminal Arjosari Malang pada Rabu (2/7/2025).

Kunjungan ini sebagai upaya memperkuat kolaborasi antar instansi serta memastikan situasi aman dan kondusif pasca-kejadian pengeroyokan anggota TNI AL di terminal Arjosari.

AKBP Oskar Syamsuddin mengatakan, meski pengelolaan terminal di bawah langsung Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, tetapi lokasinya berada di wilayah hukum Polresta Malang Kota.

"Keamanan dan ketertiban tidak bisa dilakukan sendiri, harus kolaboratif antar instansi dan masyarakat juga harus dilibatkan" jelasnya.

"Apabila ini dilakukan bersama-sama, maka terwujud kondusifitas," imbuh Oskar.

Oskar juga menilai, perlunya dilakukan tindakan preemtif dan antisipatif untuk mencegah gangguan keamanan di lingkungan Terminal Arjosari.

"Dalam kegiatan ini, kami juga melakukan sosialisasi terkait keamanan dan ketertiban ke warga terminal seperti sopir bus, pedagang, hingga penumpang" jelasnya. 

"Ini dilakukan untuk menggali informasi dan membangun kedekatan emosional," terang Oskar.

AKBP Oskar juga menyampaikan, ke depan kegiatan serupa akan dilakukan dan terus digencarkan.

Demi mewujudkan lingkungan terminal yang aman dan nyaman. 

"Kami ingin Terminal Arjosari menjadi terminal yang aman dan nyaman serta bersih dari praktik premanisme," tegas Oskar. 

(Suryamalang.com/Kukuh Kurniawan)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved