Berita Viral

MOMEN Tragis Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, 3 Warga dan Polisi Tewas, Jatuh Berdesakan Makan Gratis

Momen tragis pernikahan anak Dedi Mulyadi, 3 warga dan polisi tewas, jatuh berdesakan makan gratis, Gubernur Jawa Barat meminta maaf.

|
Kolase Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari/Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari
TRAGEDI PESTA DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (ketiga dari kiri), saat mendampingi anaknya, Maula Akbar, dalam prosesi pernikahan dengan Putri Karlina di Pendopo Garut, Rabu (16/7/2025). Warga mengantre (KIRI) di gerbang pendopo Garut menunggu gelaran makan gratis Jumat (18/7/2025) siang, hingga tiga orang meninggal dunia. 

SURYAMALANG.COM, - Sebuah kejadian tragis menimpa acara pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi hingga tiga orang tewas terdiri dari warga dan seorang polisi. 

Ironinya, peristiwa terjadi gara-gara warga berebut makan gratis di gerbang masuk Pendopo Garut pada Jumat (18/7/2025).

Pasangan pengantin yang menikah adalah anak Dedi Mulyadi, yaitu Maula Akbar Mulyadi Putra dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.

Tragedi terjadi ketika acara panggung hiburan rakyat berlangsung persisnya di Lapangan Oto Iskandar Dinata, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. 

Baca juga: Dosa Ichsan Anak di Bekasi Gak Cuma Aniaya Ibu, Gadai Rumah Tak Bisa Bayar Dibeli Dedi Mulyadi

Dari video diterima TribunJabar.id (grup suryamalang), terlihat warga berdesa-desakan di gerbang masuk Pendopo Garut

Ibu-ibu, bapak-bapak, lansia, hingga anak-anak berebut untuk masuk sambil menjulurkan tangan.

Tidak sedikit warga yang terdorong hingga jatuh dan terinjak-injak warga lain di belakangnya.

Tampak beberapa orang mengulurkan tangan meminta bantuan setelah jatuh dan terdesak warga lain.

Suasana juga kacau, sementara petugas berusaha membantu warga yang jatuh dan terhimpit.

Identitas Korban

Dari informasi yang dihimpun dari Kamar Jenazah RSUD dr Slamet Garut, tiga orang meninggal dunia, satu diantaranya merupakan anggota kepolisian Polres Garut.

Berikut identitas korban: 

1. Vania Aprilia 8 tahun, Warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat

2. Dewi Jubaedah 61 Tahun, Ber-ktp Jakarta Utara 

3. Bripka Cecep Saeful Bahri, 39 tahun Anggota Polres Garut

Terpantau, saat ini jenazah Vania dan Dewi Jubaedah berada di Ruangan Jenazah RSUD dr Slamet Garut.

Baca juga: Viral Pria Asal Ponorogo Kasihani Dedi Mulyadi yang Menduda, Ternyata Sukses Jadi Juragan Beristri 3

Sementara, jenazah Bripka Cecep berada di Rumah Sakit Guntur Talun.

Ibunda dari Vania Aprila, Mela Putri membenarkan anaknya meninggal dunia dalam kejadian tersebut.

"Ia itu anak saya yang meninggal," ujarnya kepada awak media di ruang jenazah RSUD dr Slamet Garut.

Sesuai salat Jumat warga terpantau sudah mengantri di dua gerbang pendopo untuk antre makan gratis. 

Keterangan Polda Jabar

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan menjelaskan kronologi personel Bhabinkamtibmas Polres Garut meninggal dunia dalam tragedi tersebut.  

Polisi bernama Cecep itu bertugas mengamankan acara bersama anggota lainnya.

Hendra menyebut, Bripka Cecep meninggal setelah membantu mengurai kerumunan warga yang memadati pintu masuk lokasi.

"Jadi anggota kami itu telah gugur atas nama Cecep, anggota Bhabinkamtibmas Polsek di Polres Garut," ujar Hendra.

Baca juga: Jawaban Telak Putri Dedi Mulyadi Jika Ayahnya Menikah Lagi, Sherly Tjoanda Dipuji Cantik Pisan

Hendra menjelaskan, saat kerumunan terjadi, Cecep sempat mengatur alur tamu yang berdesakan.

Bahkan Bripka Cecep membantu orang yang pingsan karena kepadatan di sekitar pintu pendopo.

Setelah situasi berhasil dikendalikan dan acara berlangsung lancar, Bripka Cecep sempat beristirahat.

"Yang bersangkutan ini setelah membantu, mengatur, mengangkat orang yang berdesakan pingsan karena ingin masuk ke pendopo di acara resepsi itu," kata Hendra. 

Namun nahas, dalam kondisi rehat, Cecep tiba-tiba pingsan.

Bripka Cecep kemudian dinyatakan meninggal dunia di lokasi sebelum sempat mendapatkan perawatan medis lanjutan.

"Dan kemudian setelah acara berjalan lancar, baik, tidak ada kerumunan, yang bersangkutan kemudian istirahat, duduk" jelas Hendra.

"Di saat yang bersangkutan itu meninggal, sebelumnya sempat pingsan," lanjutnya.

Jenazah Cecep langsung dibawa dengan ambulans ke rumah sakit terdekat.

Santunan sampai Permintaan Maaf

Atas tragedi yang terjadi di pesta pernikahan anaknya, Dedi Mulyadi turut berempati terhadap korban meninggal dan memberikan santunan Rp 150 juta untuk keluarga korban.

Dedi Mulyadi mengaku sudah memerintahkan stafnya berangkat ke Garut menemui kelurga korban.

"Saya menyampaikan, hari ini saya sudah meminta staf saya untuk menemui seluruh keluarganya" ujar Dedi, Jumat (18/7/2025).

"Menyampaikan uang duka dari saya sebagai Gubernur Jawa Barat terhadap warga saya yang hari ini yang mendapat musibah" imbuhnya. 

"Kami menyampaikan uang duka Rp150 juta per-keluarga," kata Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi sudah menerima informasi ada tiga orang yang meninggal dunia karena berdesakan dalam pesta rakyat tersebut.

"Dua orang warga dan satu orang anggota (polisi). Tapi enggak tahu, mungkin bisa berubah" lanjutnya. 

"Hari ini staf saya sudah berangkat semua. Saya mengikuti kegiatan yang ada di sini (Bandung)," katanya.

Baca juga: Kronologi Dedi Mulyadi Kena Tilang Rp250 Ribu, Ngaku Salah Naik Motor Tak Pakai Helm Terobos Macet

Dedi Mulyadi mengaku tidak tahu jika anaknya, Maulana Akbar bersama istrinya, Wabup Garut, Putri Karlina, menggelar syukuran berupa makan gratis untuk warga dalam rangkaian resepsi pernikahan di Kabupaten Garut

Informasi yang diterima Dedi Mulyadi, justru kegiatan pesta rakyat bersama masyarakat Garut akan diadakan malam ini.

"Tetapi karena itu peristiwanya sudah terjadi, maka saya menyampaikan turut berduka cita, semoga almarhum dan almarhumah diterima iman islamnya, diampuni segala dosanya" katanya. 

"Kemudian ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT," imbuh Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi pun menyampaikan permohonan maaf atas nama anaknya Maula dan Putri, karena akibat acara tersebut sejumlah warga Garut meninggal dunia.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa tersebut," kata Dedi Mulyadi.

Peristiwa ini, katanya, harus menjadi pembelajaran untuk seluruh pihak agar memperhitungkan berbagai kemungkinan saat menggelar acara yang melibatkan banyak orang.

"Termasuk juga penyiapan pengamanan yang cukup dan saya selalu mengimbau tidak boleh membuat kegiatan dalam ruang sempit kemudian orangnya terlalu banyak," pungkasnya.

(TribunJabar.id/TribunJabar.id/TribunJabar.id)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved