Bocoran Kondisi Sofian Effendi Setelah Tarik Ucapan Soal Ijazah Palsu Jokowi Versi Rismon Sianipar

Beginilah bocoran kondisi Profesor Sofian Effendi mantan rektor UGM setelah tarik ucapannya soal ijazah palsu Jokowi.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tangkapan layar YouTube Balige Academy
KONDISI REKTOR UGM - Mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. Sofian Effendi saat diwawancarai ahli digital forensik, Rismon Sianipar, dalam kanal YouTube Balige Academy, Rabu (16/7/2025). Rismon menyebut Sofian Effendi mengalami tekanan setelah berkomentar ijazah Jokowi. 

Karena penasaran, Prof Sofian sempat menanyakan langsung kepada pihak UGM perihal skripsi Jokowi yang beredar itu.

"Saya tanya ke petugasnya, 'mbak ini kok kosong'? Dia bilang iya pak itu sebenarnya nggak diuji. Nggak ada nilainya. Makanya nggak ada tanggal, nggak ada tandatangan dosen penguji," ungkapnya.

Dengan tidak adanya skripsi yang disahkan, Prof Sofian memastikan maka Jokowi tidak mungkin memiliki ijazah S1.

"Kalau dia mengatakan punya ijazah BsC (sarjana muda) mungkin betul lah. Kalau yang ijazah sarjana, nggak punya dia," kata Prof Sofian.

Di sisi lain, Prof Sofian juga mendengar rumor bahwa Jokowi pernah meminjam ijazah Hari Mulyono untuk kepentingan tertentu.

"Hari Mulyono lulus, kawin dengan adiknya dia, Idayati, punya dua anak. Itu kabarnya dia pinjem ijazahnya Hari Mulyononya ini. Kemudian ijazah ini yang dipalsuin dugaan saya. Jadi itu kejahatan besar itu. Dia kan selalu mengenalkan, bahwa untuk ijazah yang dibawa-bawa oleh dia itu, itu kan bukan foto dia. Itu penipuan besar-besaran itu," ujarnya.

Prof Sofian Effendi lahir pada tanggal 28 Februari 1945.

Ia menduduki posisi jabatan sebagai rektor UGM sejak tahun 2002 hingga 2007.

Sofian Effendi juga dikenal sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM.

Dalam kariernya, ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 1999 hingga 2000.

Berikut jejak karier Sofian Effendi:

  • Asisten Profesor Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada (1969−1998)
  • Sekretaris Eksekutif Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1978−1983)
  • Direktur Program Pascasarjana Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada (1981−1986)
  • Direktur Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1983−1994)
  • Wakil Rektor bidang Kerjasama Internasional, Universitas Gadjah Mada (1991−1994)
  • Pendiri dan Direktur Sekolah Pascasarjana Kebijakan Publik dan Administrasi, Universitas Gadjah Mada (1992−2002)
  • Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Pembangunan, Universitas Gadjah Mada (1994−1995)
  • Asisten Menteri Negara Riset dan Teknologi (1995−1998)
  • Sekretaris Eksekutif Dewan Riset Nasional (1995−1998)
  • Asisten Wakil Presiden Republik Indonesia (1998)
  • Asisten Sekretaris Negara bidang Pengawasan dan Pengendalian Kebijakan (1998−1999)
  • Kepala Badan Kepegawaian Negara (1999−2000)
  • Profesor Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (1998)
  • Rektor Universitas Gadjah Mada (2002−2007)
  • Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada (2012−2014)
  • Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (2014−2019)
  • Dewan Pembina The Habibie Center (2019−sekarang)

(SURYAMALANG.COM/TRIBUNNEWS.COM)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved