Satlantas Polres Malang Pasang Papan Peringatan di Titik Rawan, dalam Upaya Tekan Angka Kecelakaan

SURYAMALANG.COM, MALANG - Dalam upaya mencegah kecelakaan lalu lintas, Satlantas Polres Malang memasang rambu dan papan peringatan di jalur rawan.

Rambu peringatan kecelakaan ini dipasang di sepanjang Jalan Raya Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Kasatlantas Polres Malang AKP Muhammad Chelvin Alif mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan, jalan tersebut masuk dalam kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap kecelakaan.

"Kami pasang sejumlah papan imbauan keselamatan seperti peringatan kecepatan, area rawan laka, dan ajakan untuk berkendara tertib."

"Ini bagian dari strategi pencegahan agar masyarakat lebih waspada," kata Muhammad Chelvin Alif kepada SURYAMALANG.COM, Senin (21/7/2025).

Baca juga: 5 Merek Beras Diduga Oplosan di Pasar Kepanjen Disita Satgas Pangan Polres Malang dan DKP

Papan peringatan ini dipasang di sejumlah titik startegis.

Terutama di lokasi dengan sejarah insiden kecelakaan seperti tikungan tajam, area sekolah, perlintasan padat kendaraan, serta jalan dengan pencahayaan minim saat malam hari.

Dengan pemasangan ini, ia berharap angka kecelakaan dapat ditekan.

Serta dapat tercipta budaya tertib berlalu lintas.

"Ini merupakan upaya yang kami lakukan untuk menekan angka kecelakaan."

"Langkah ini merupakan bagian dari Operasi Patuh Semeru 2025," bebernya.

Baca juga: UFO Sering Terlihat di Langit Malang, Mulai dari Tengah Kota Sampai Gunung Arjuno Tahun 1977-2009

Dalam pelaksanaan Operasi Patuh Semeru tahun ini, Polda Jatim menekankan sinergi antara pendekatan edukatif dan penegakan hukum.

Selain sosialisasi langsung ke masyarakat dan pemasangan media imbauan, kepolisian juga tetap melakukan penindakan pelanggaran secara elektronik melalui sistem ETLE statis dan mobile.

"Pendekatan edukatif seperti ini lebih efektif di jangka panjang karena dapat mendorong perubahan perilaku serta kesadaran pengguna jalan," ungkapnya.

Operasi Patuh Semeru 2025 berlangsung selama dua minggu sejak 14 Juli 2025. Operasi ini menyasar berbagai jenis pelanggaran lalu lintas.

Antara lain tidak memakai helm, tidak menggunakan sabuk pengaman, melanggar marka dan rambu, penggunaan ponsel saat berkendara, hingga pelanggaran over dimensi dan overload (ODOL).