Kabupaten Mojokerto

Penampakan Struktur Pagar Kuno, Temuan Arkeolog dalam Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan di Mojokerto

Struktur pagar ditemukan dari penggalian di titik kedalaman di bawah tanah sekitar 1,5 meter jaraknya sekitar 50 meter dari Situs Bhre Kahuripan

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/MOHAMMAD ROMADONI
PENGGALIAN - Para arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Jawa Timur, melakukan penggalian pagar selatan yang terindikasi bagian dari pagar keliling Candi Bhre Kahuripan, di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. 

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Para arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI Jawa Timur, menemukan struktur pagar kuno dalam ekskavasi di kompleks Situs Bhre Kahuripan, Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, (Jatim).

Penampakan pagar selatan yang diduga kesatuan dari pagar keliling candi ini, berupa struktur susunan bata merah yang beberapa bagian atas sudah tidak utuh. 

Struktur pagar ditemukan dari penggalian di titik pertama, kedalaman di bawah tanah sekitar 1,5 meter jaraknya sekitar 50 meter dari Situs Bhre Kahuripan.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan, Muhammad Ichwan mengatakan, pihaknya menargetkan akan menampakkan struktur pagar sisi selatan dalam ekskavasi yang dimulai 23 Juli hingga 7 Agustus 2025 nanti.

Tebal struktur pagar di sudut selatan sekitar satu meter yang terindikasi sebuah pilar atau sudutan. Sesuai hipotesis arkeolog, temuan struktur ini diduga merupakan kesatuan dari pagar keliling candi.

"Kami akan menampakkan pagar selatan dari pagar keliling candi (Bhre Kahuripan)," kata Ichwan, Selasa (29/7/2025).

Menurut Ichwan, para arkeolog akan menyesuaikan waktu ekskavasi selama 16 hari itu untuk menampakkan struktur pagar selatan tersebut. Ekskavasi ini melibatkan 15 tim teknis dan 7 juru gali.

"Untuk (Ekskavasi) yang di pagar selatan itu kami duga panjangnya sekitar 120 meter, yang nanti kita sesuaikan dengan waktunya," pungkas Ichwan.

Pencarian sudut struktur pagar keliling ini untuk menyakinkan (Hipotesis), batas area dari kesatuan sebuah kompleks atau kompleks yang berbeda. Terlepas dari konsep Nawa Sanga atau Asta Dikpala. 

Sedangkan, saat ini masih tersisa pagar sisi timur dan selatan yang belum ditampakkan seluruhnya. 

Adapun kendala dalam ekskavasi pada sisi timur, berada di bawah jalan penghubung antara Desa Klinterejo- Desa Panggih, Kecamatan Trowulan dan sisi barat daya lahan milik desa.

Untuk diketahui, ekskavasi Situs Bhre Kahuripan sudah dilakukan oleh arkeolog BPK Wilayah XI Jatim secara bertahap sejak 2018 silam.

Situs Bhre Kahuripan berupa candi dengan batu andesit yang luasnya sekitar 14 meter x 14 meter persegi, dan terdapat batu Yoni tertulis angka yang menunjukkan tahun 1294 saka atau 1372 masehi.

Temuan dahulu di Situs Bhre Kahuripan, terdapat sumur yang dahulunya ditemukan lempengan emas berbentuk kura-kura sekitar 6 CM.

Ada sebuah arca dari batu andesit setinggi 200 CM dan lebar 180 CM dengan tebal 25-30 CM namun kondisi sudah rusak saat ditemukan.


Berdasarkan batu Yoni itu, Candi Bhre Kahuripan sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit semasa Raja Hayam Wuruk yang bertahta pada tahun 1350-1389 masehi.

Para arkeolog juga meyakini, bahwa candi ini (Bhre Kahuripan) dibangun sebagai tempat pendharmaan Tribhuwana Tunggadewi yaitu ibu dari Raja Hayam Wuruk.

Bhre Kahuripan merupakan salah satu gelar dari Tribhuwana.

Tribhuwana Tunggadewi merupakan ratu pertama Kerajaan Majapahit menggantikan saudaranya, Jayanegara yang  memimpin dari tahun 1328 masehi hingga tahun 1350 masehi. 

Kepemimpinan Kerajaan Majapahit diserahkan kepada putra mahkota, Hayam Wuruk.

Candi Bhre Kahuripan dikelilingi pagar luas dengan panjang dari sisi barat ke timur yang mencapai 183 meter dan lebar dari sisi utara ke selatan 121 meter, untuk gerbang masuk utama pada pagar di sisi sebelah barat.

Ini merujuk pada temuan ekskavasi tahun lalu, di mana terdapat sisa reruntuhan berupa tiga tapak gapura berdenah Cruciform yang luasnya 26 meter x 20 meter persegi dengan struktur sisa pagar tebalnya sekitar 130-135 CM. Struktur sisa pagar sisi utara sekitar 100-105 CM, pagar ini diduga sangat megah di masanya.

Terdapat lima tapak pilar berdenah bujur sangkar seluas 3,7 x 3,8 meter persegi di sudut barat laut hingga timur laut, jarak antara pilar sekitar 40 meter. (don).

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved