Merawat Buah Khas Malang Nyaris Punah

CURHATAN Produsen Kripik Buah di Kota Malang, Cari Bahan Baku Salak ke Lumajang

Sulitnya mencari bahan baku salak dan apel, salah satu kendala yang dirasakan produsen kripik buah di Kota Malang hingga harus mencari di daerah lain.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: iksan fauzi
SURYAMALANG.COM/KUKUH KURNIAWAN
KRIPIK BUAH : Jajaran kripik buah merek SoKressH milik Effendi dipajang di etalase, Minggu (10/8/2025). Sebagai produsen kripik buah, Effendi mengaku kesulitan mencari bahan baku yang dapat memenuhi pasokan yang diminta sehingga harus mencari ke petani dari luar Malang Raya. 

Untuk pasokan buah yang diminta, Effendi mengaku mengambil pasokan salak sebanyak 5 kuintal. 

Nantinya, buah salak tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin untuk kemudian diolah dan diproses menjadi kripik.

Dari jumlah bahan baku 5 kuintal itu, effendi mampu menghasilkan kripik salak sebanyak 15 kilogram.

Namun, mesin yang dimilikinya berukuran sedang sehingga hanya menghasilkan 9 kilogram kripik salak tiap hari.

Baca juga: Ikon Kota Mulai Terkikis, Hasil Panen dan Lahan Apel di Kota Batu dari Tahun Ke Tahun Kian Menurun

"Setelah itu, kripik tersebut kami masukkkan ke dalam kemasan ukuran 100 gram," ungkapnya.

Untuk harganya, ia mengaku kripik buatannya tersebut dijual dengan harga cukup terjangkau.

Kripik apal atau salak kemasan 100 gram dibanderol antara Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu.

"Meski ada kendala pada bahan bakunya, tetapi harganya tidak kami naikkan terlalu tinggi. Dan saat ini, produksi kami yang laris adalah kripik nangka," tambahnya.

Sementara itu, seorangn wisatawan asal Kecamatan Bubutan Kota Surabaya, Doni Pradipta (36) mengaku terakhir mencicipi kripik apel pada 2023 lalu.

Saat itu, ia membelinya dari toko oleh-oleh di Kota Batu.

Baca juga: Bupati Sanusi Minta Salak Suwaru Malang Dipertahankan, Tapi Warga Tergiur Menanam Tebu

"Tergantung selera orang masing-masing, tetapi kalau saya enggak terlalu suka kripik apel. Kalau untuk oleh-oleh atau jajanan buat keluarga sendiri, saya biasanya beli kripik tempe karena varian rasanya lebih banyak," jujurnya.

Meski produsen kripik buah mengalami kendala pada bahan baku, namun Doni mengaku masih menemui banyak stok kripik buah di toko oleh-oleh.

"Artinya, masyarakat tidak perlu bingung mencari kripik buah karena stoknya masih banyak. Kalau dibilang buah apel sebagai ikon Malang, menurut saya sah-sah saja karena seperti wilayah Batu itu kan memang dikenal sebagai produsen buah apel," pungkasnya.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved