Surabaya

Diduga Takut Kena Razia Satpol PP, Pengamen di Surabaya Nekat Melompat ke Sungai Jagir, Belum Ketemu

Diduga Takut Kena Razia Satpol PP, Pengamen di Surabaya Nekat Melompat ke Sungai Jagir, Belum Ketemu

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Tony Hermawan
MENCARI ORANG TENGGELAM - Tim SAR Gabungan berupaya menyisir Sungai Jagir Wonokromo, Surabaya, untuk mencari keberadaan Rendra Wahyudi, Minggu (24/8/2025). Korban adalah pengamen asal Joyoboyo Timur, Surabaya. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Tim SAR gabungan dari Kota Surabaya berkali-kali menyisir Sungai Jagir, Wonokromo, Minggu (24/8/2025).

Sejak pukul 06.00 pagi, tim mencari Rendra Wahyudi (20), pengamen yang tenggelam setelah nekat menceburkan diri ke sungai demi menghindari kejaran Satpol PP.

Rendra diketahui merupakan warga Joyoboyo Timur, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.

Di tepi sungai, sisi Kantor UPT Pengembangan Sumber Daya Air Pemprov (PSDA) Jatim tampak sejumlah anggota keluarga korban berkumpul.

Mereka terus memandangi aliran air berharap kabar baik dari petugas yang melakukan pencarian.

Samiyasih, ibu korban berkali-kali pingsan mendengar putranya tenggelam.

Baca juga: COD Honda GL Max Pakai Uang Mainan di Mojokerto, Pria Sidoarjo Diciduk Polisi, Modusnya Bikin Emosi

Arif Tirtana, kakak korban, mengatakan keluarga baru mengetahui kejadian itu dari tetangga sekitar pukul 02.30 dini hari.

Saat itu disebut ada seorang pengamen memakai pakaian pantai mencebur diri ke Sungai Jagir untuk menghindari kejaran Satpol PP.

Karena informasi pakaian itu, membuat keluarga yakin bahwa benar yang tenggelam Rendra.

"Ada tukang sayur tahu ada anak dikejar Satpol PP terus lompat ke Kali Jagir," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM.

Arif menegaskan cerita itu yang pertama kali sampai ke telinga keluarga.

Sejak saat itu mereka langsung menuju lokasi.

Menurut informasi yang diterima, Rendra melompat dari sisi Jalan Jagir Wonokromo.

Hingga kini belum diketahui kronologi kejadian seperti apa.

Rendra melompat ke sungai akibat ketakutan dikejar atau karena panik melihat patroli, masih belum jelas.

Pihak keluarga hanya berharap besar agar Satpol PP bisa bertanggung jawab atas peristiwa ini.

"Tuntutannya Satpol PP bertanggung jawab karena adik saya bukan kriminal, hanya sedang mencari sesuap nasi," ungkapnya.

Linda Novanti, Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya mengatakan, terkait upaya penyelamatan sudah dilakukan beberapa upaya.

Beberapa kali juga telah dilakukan penyelaman.

Tim juga membuat ombak dengan menggunakan manuver kapal karet agar semua yang ada di dasar sungai bisa terangkat ke permukaan.

"Cuma kendalanya di dasar sungai banyak ranting dan lumpur serta jarak pandang (visibility) terbatas," ujarnya.

Terkait kabar korban nekat lompat ke sungai karena dikejar, Linda memastikan kabar tersebut tidak benar.

Menurutnya, setiap malam minggu, Satpol PP rutin menggelar operasi Asuhan Rembulan.

Diperkirakan korban justru ketakutan ketika melihat patroli dari kejauhan.

"Kalau dikejar itu tidak benar. Saya pernah di Satpol PP, gak pernah dikejar."

"Malah ada Satpol PP (atas nama Bekti) berusaha menolong korban sampai seperti kehabisan napas, sehingga kondisinya sekarang masih dirawat di RSUD dr Soetomo," tandasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved