Malang Raya

Mahasiswa UB Jadikan Pucuk Daun Mangrove Sebagai Bahan Teh

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dengan teh mangrove yang dipadu rempah-rempah, Selasa (26/6/2019).

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Pucuk daun mangrove dijadikan teh dipadu bahan rempah.

Rempah menjadikan tehnya tidak pekat karena mengeluarkan aroma wangi.

Untuk minumnya bisa dicampur dengan susu kedelai dan gula.

“Mangrove kaya anti oksidan dan saponin. Saponin itu bisa mengikat kolesterol dalam darah. Ini sangat baik bagi yang ingin mengatur kadar gula,” jelas Galationo Vianus Santo, mahasiswa FPIK (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Selasa (25/6/2019).

Bersama empat teman lainnya mereka membuah teh mangrove dilabeli ‘Melia’.

Pemakaian pucuk daun mangrove karena minim tanin yang mengandung toxic/racun. Sehingga mangrove tetap eksis karena hanya diambil pucuk daunnya.

Selain itu juga durinya sebagai pencampur. Duri itu dibersihkan, dikeringkan dan kemudian dioven. Selanjutnya ditumbuk dan dicampur dengan daun mangrove.

Mereka mengemasnya dalam bentuk sachet sebagaimana teh celup.

“Satu sachet bisa buat dua gelas besar,” kata Galationo.

Dikatakan, selama ini warga pesisir hanya tahu mangrove untuk fungsi abrasi saja.

Akibatnya, pohon mangrove kerap ditebang dan diganti pohon lain karena tidak tahu kemanfatan ekonominya.

Saat ini mereka telah memproduksi dan dijual di market place seperti Bukalapak dan Shopee.

“Sebelumnya ya masih di WA,” jawab mahasiswa berkacamata ini.

Teh mangrove dalam kemasan dijual Rp 35.000 dengan isi 10 sachet. Sedang bahan bakunya didapat dari mitra mereka di Sidoarjo.

Sedang dari penjualan disisihkan 5 persen untuk konservasi mangrove.

Halaman
12

Berita Terkini