Berita Malang

BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Buntut Kasus Rekrutmen PT QN di Malang & Kebakaran di Desa Junrejo

Penulis: Sarah Elnyora
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Buntut Kasus Rekrutmen PT QN di Malang & Kebakaran di Desa Junrejo

Komang mengatakan, bahwa perusahaan yang mempekerjakan anak di bawah umur itu merupakan perusahaan asal Hongkong yang mempunyai cabang di Jakarta dan Surabaya.

Sedangkan produk yang dijual sendiri ternyata telah terdata di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang.

"Memang telah terdaftar, cuma hanya perekrutan saja yang salah. Seharusnya itu mereka harus jujur sejak awal agar tidak terjadi simpang siur," ujarnya.

Komang menambahkan, jika kedua anak di bawah umur tersebut sebenarnya sudah tidak tahan dan akan kembali pulang.

Sementara MA ingin pulang tidak bisa lantaran uang sakunya telah habis selama tinggal empat hari di Kota Malang.

"Kedua anak di bawah umur akan langsung kami pulangkan dengan menggunakan kereta api. Sementara untuk kasus ini ke depan akan kita lakukan pendalaman lagi," tandasnya.

3. Kebakaran di Desa Junrejo

Empat bocah kakak beradik harus meregang nyawa dalam peristiwa kebakaran di tempat tinggal mereka, di rumah di Jalan Hasanuddin no 37 RT 2 RW 5 Desa Junrejo, Selasa (23/7/2019) malam.

Empat bocah kakak beradik yang meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran rumah itu adalah Rahma Ramadhani (10), Na’illah Fathinah Sholihah (9), Anisa Dzahro (7) dan Naufal Nasrulloh (6) .

Empat bocah yang jadi korban kebakaran rumah di Junrejo kota Batu itu adalah empat dari enam anak pasangan Abdullah dan Herlina.

Olah TKP kebakaran di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Rabu (24/7/2019). (SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo)

Dua anak Abdullah dan Herlina yang lain bisa terselamatkan dalam peristiwa kebakaran rumah yang terjadi sekitar pukul 21.30 WIB itu.

Berdasarkan keterangan para tetangga yang ikut membantu memadamkan api dan berupaya menyelamatkan para korban, diketahui keempat bocah itu terkurung oleh api yang sudah membesar.

Hamidah salah satu warga yang juga saksi kejadian mengungkapkan warga sangat kesulitan menyelamatkan empat anak karena api sangat besar.

"Kami warga itu melihat dari jendela anaknya ini tergeletak mbak. Sudah tidak bisa diselamatkan karena apinya membesarkan," ungkap Hamidah, Selasa (23/7/2019) malam.

Jenazah empat bocah korban kebakaran di rumah Jalan Hasanuddin, Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kota Batu, akhirnya berhasil dievakuasi, menjelang Kamis (24/7/2019) dini hari. (Sany Eka Putri)
Salah satu tetangga korban lainnya, Piharto yang rumahnya bersebelahan dengan rumah yang terbakar saat keluar rumah ia melihat api sudah membesar.

"Saya pas lihat televisi, ada suara teriakan saya langsung keluar rumah. Saya dobrak pintu, anaknya yang kecil sudah terkapar mbak. Tergeletak, tidak bisa diselamatkan," kata Piharto.

Disusul warga sekitar ia membantu memadamkan api menggunakan air dari kran.

Karena saat kejadian awal tim pemadam kebakaran masih belum tiba di lokasi.

Adin Hidayat teangga belakang rumah korban juga menggambarkan hal serupa saat kejadian.

Adin yang tengah istirahat di rumahnya terbangun karena ada teriakan minta tolong.

"Ada teriakan minta tolong dari ibu depan rumah," kata Adin.

Ibu yang teriak minta tolong itu tak lain adalah Herlina, istri Abdullah.

Malam itu, api melalap rumah kontrakan Herlina.

Selain Herlina dan Abdullah, ada enam orang anaknya yang berada di dalam rumah.

Saat memadamkan api, Adin melihat Herlina sudah berada di luar rumah bersama dua orang anaknya.

Sementara Abdullah, tidak terlihat oleh Adin.

"Kata istrinya masih ada di dalam," terangnya.

Kata Adin, ada empat orang anak yang tidur di kamar depan.

Sedangkan suami istri dan dua orang anaknya yang lain tidur di bagian belakang.

Tak lama berselang, Abdullah terlihat keluar rumah.

Abdullah lalu datang ke rumah kontrakan Adin untuk meminjam ponsel temannya Adin.

"Nelfon seseorang atau saudaranya minjam ponsel teman saya," katanya.

Sampai pada momen itu, Adin tidak menyadari kalau ada empat orang anak yang belum keluar dari kobaran api.

Ia baru menyadari ketika Herlina mengatakan masih ada empat orang buah hatinya di dalam rumah.

"Tidak ada teriakan suara anak-anak. Tidak ada. Saya tidak tahu kalau ada anak-anak di dalam awalnya," terangnya.

Listrik sempat menyala untuk beberapa saat ketika kebakaran terjadi. Namun kemudian padam lagi hingga tengah malam.

Menolak Autopsi

Jenazah empat bocah korban kebakaran akhirnya dibawa ke KM RSSA kota Malang begitu bisa dievakuasi.

Tapi pihak keluarga ternya menolak dilakukan autopsi pada jenazah anak-anak mereka.

Abdullah,  ayah dari korban kebakaran rumah Kecamatan Junrejo Kota Batu menolak autopsi pada empat anaknya.

"Keluarga menolak di otopsi karena (menganggap) ini sebagai musibah," jelas dr Icang Sarazzin, Kabid Pelayanan Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Batu pada SURYAMALANG.COM di KM RSSA Kota Malang, Rabu (24/7/2019).

"Kondisi mayatnya tertelungkup yang diartikan sebagai menahan kesakitan," jelas Icang.

Yang meninggal dalam kejadian itu adalah tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki.

Penolakan otopsi itu juga dibenarkan Kapolsek Junrejo Kota Batu, AKP Supriyanto.

"Benar. Pak Abdullah meminta tidak ada otopsi," jelas Kapolsek yang berada di KM.

Karena itu, empat jenazah Itu akan dibawah ke Junrejo untuk dimakamkan.

Mereka akan dimakamkan di Junwatu.

(Tim SURYAMALANG.COM)

Berita Terkini