Menjadi seorang janda kata Nyimas Rabbiany tidaklah mudah, karena akan menjadi stigma negatif di Masyarakat.
"Perempuan menjanda itu, cenderung menjadi objek seksual laki-laki dan stereotipe masyarakat yang mempengaruhi," katanya.
Secara psikologis, katanya, menjadi janda ini kecenderungan untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenis menjadi lebih besar.
Baik mulai dari perawatan wajah, tubuh, pakaian, dan lainnya.
"Secara tidak sadar mereka juga ingin mendapatkan perhatian seperti saat masih gadis, dan menunjukkan bahwa mereka masih eksis," katanya.
Diberitakan sebelumnya, rekaman video viral janda berinisial ZA (31) telah menggemparkan media sosial (medsos) di Sumenep.
Kini Za harus berurusan dengan anggota Satrekrim Polres Sumenep.
Janda asal Desa Larangan Barma, Kecamatan Batuputihn Sumenep ini ditangkap pada Hari Sabtu (7/12/2019) dini.
Dalam kasus ini polisi menyita sarung warna biru motif batik dan satu ponsel warna merah muda.
Kasubag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti Sutioningtyas mengatakan ZA membuat video tanpa pakaian itu pada Oktober 2019 pukul 13.00 WIB.
“Jadi dia membuat sendiri video itu di dalam kamarnya," kata Widiarti kepda SURYAMALANG.COM, Senin (9/12/2019).
Widiarti mengatakan ZA membuat video tersebut untuk konsumsi sendiri.
“Tersangka iseng ingin melihat bentuk tubuhnya sendiri dengan cara membuat video tersebut.”
“Namun, akhirnya video tersebut beredar viral,” katanya.
Kini penyidik masih mendalami penyebaran video viral tersebut.