SURYAMALANG.COM, BATU – Pemkot Batu telah menjalankan rapid test menggunakan alat rapid test yang didapat dari Pemprov Jatim.
Sebagai pelaksanaan awal rapid test ditujukan bagi orang terdekat pasien positif covid-19 di kota Batu berikut tenaga medis. Bahkan pasien positif juga disebut menjalani rapid test.
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Batu, M Chori mengatakan, rapid test dilakukan sangat selektif dan mengutamakan orang-orang yang berpeluang terpapar.
• Pemerintah Kaji Penggantian Hari Libur Nasional saat Lebaran 2020, Minta Warga Tidak Mudik
• Mahasiswa Asing Masih Bertahan Di Kota Malang, Ini Info Terkini dari Kampus
• Pemkot Batu Siapkan Tempat Karantina, Pendatang yang Masuk ke Kota Batu Wajib Karantina 14 Hari
“Untuk mekanisme rapid test, dapat kami sampaikan Kota Batu mendapatkan 80 dan digunakan 38 karena yang datang baru 40. Digunakan untuk siapa?, yang memang konfirm positif. Kedua yang memang orang terdekat konfirm positif. Termasuk juga tenaga medis,” terang Chori.
Chori juga menegaskan bahwa tidak ada kegiatan rapid test khusus untuk para kepala dinas.
Di sisi lain dilaporkan satu pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Batu telah kembali ke rumahnya.
M Chori menerangkan, satu pasien tersebut sudah pulang dan menjalani isolasi mandiri selama 14 hari ke depan.
Satu orang PDP pulang kembali ke rumahnya setelah kondisinya stabil.
Saat ini, di RS Karsa Husada ada satu orang yang terkonfirmasi positif menjalani perawatan. Chori menerangkan, kondisi satu pasien yang positif juga stabil.
“Kebetulan PDP masuk perawatan dan yang bersangkutan pulang ke rumah untuk pemulihan sendiri di rumah selama 14 hari. Positif masih tetap 1, kondisinya stabil di RS. Tinggal hanya menunggu swab terakhir, semoga hasilnya negatif dan kembali ke rumah masing-masing dan isolasi 14 hari. Itu perkembangan kondisi di Kota Batu,” kata Chori, Kamis (2/4/2020).
Data dari Kota Batu per 2 April 2020, untuk ODR jumlahnya 692, ada kenaikan sebanyak 32 orang. Kata Chori, kenaikkan itu menunjukkan terjadi pergerakan orang yang dari luar kota masuk ke kota. Orang itu berasal dari zona merah.
“Termasuk juga warga Kota Batu yang keluar lalu kembali lagi ke Kota Batu. Oleh sebab itu, ini diantisipasi. Sesuai standar harus isolasi diri. Belum tentu mereka sakit, tapi juga belum tentu sehat,” kata Chori.
Sementara data ODP, ada tambahan enam orang sehingga totalnya menjadi 92. Sementara PDP dan konfirmasi positif tetap stagnan satu orang.
Chori juga menyampaikan, sejauh ini Pemkot Batu tidak memberlakukan karantina wilayah. Namun, bersama dengan Pemkot Malang dan Pemkab Malang, Kota Batu berkolaborasi untuk memperketat jalur masuk ke Malang Raya.
“Untuk yang pintu masuk Lawang, menjadi tugas Kota Malang, Kasembon dan Pacet menjadi tugas Kota Batu. Pintu masuk Lumajang dan Blitar di Kabupaten Malang. Itu dalam rangka melaksanakan rencana PSBB. Begitu juga nantinya dibentuk Satgas Bersama,” kata Chori.