Ia membangun SMP IT Pancuh Tiluh yang berlokasi di Kampung Karawang Muda, Desa Jayagiri, Sindangbarang, Cianjur.
Tentu saja sebelum berhasil membangun sekolah gratis tersebut, Ahmad Jamaludin harus melalui luka-liku perjuangan.
Setelah menjadi mantan guru honorer, ia sempat merantau ke kota dengan harapan bisa memperbaiki kondisi perekonomiannya.
Namun, di tengah perjuangannya itu Ahmad Jamaludin justru termotivasi untuk berkontribusi mengembangkan sistem pendidikannya di desa tempat tinggal asalnya di Cianjur.
Berbagai cara dan upaya pun mulai dilakukan Ahmad dengan berjualan sapu injuk.
Dengan proses ternyata usahanya tersebut membuahkan hasil.
Dari bisnis berjualan sapu injuk tersebut, usahanya mulai berkembang dan bisa bisa mendapatkan pembeli dari berbagai daerah.
Lantas, dari hasil berjualan sapu injuk itulah dengan gigih, Ahmad mulai menyisihkan uang untuk membangun sekolah gratisnya.
Baca juga: Alhamdulillah Fadli Selamat di Puncak saat Gunung Marapi Erupsi, Sempat Mengalami Hujan Batu
Baca juga: Viral Emak-emak di Aceh Usir Pengungsi Rohingya, Sampai Tarik Paksa Karena Ogah Pergi Dari Desanya
Ia mulai menyisihkan uang mulai dari 4 ribu dari setiap penjualan sapu injuk seharga Rp 8 ribu.
"Jadi, Pak Ahmad ini dengan 8 ribu rupiah, disisihkan 4 ribu itu membangun sekolah?" tanya Ferdi Hasan pembawa acara.
“Iya membangun sekolah,” ucap Ahmad Jamaludin, mantan guru honorer membenarkannya.
Dalam wawancara tersebut, Ahmad juga mengungkap sekolah gratisnya ditunjang dan didonatori dari hasil penjualan sapu injuk tersebut.
Pada awal pembangunan sekolah gratisnya itu saat itu belum ada bantuan dari pemerintah mana pun.
“Untuk menunjang sekolah itu, kita donaturi sendiri,” ungkapnya.