SURYAMALANG.COM, MALANG - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD menghadiri acara Tabrak Prof di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Rabu (7/2/2023).
Di acara tersebut, Mahfud MD berdialog sekaligus menjawab tiga pertanyaan dari warga Kabupaten Malang.
Dalam sambutannya, Mahfud MD menjelaskan bahwa Tabrak Prof merupakan acara yang digelar untuk menjawab pertanyaan warga secara keras.
"Biasanya acaranya malam, hari ini kita ada modifikasi dilaksanakan siang hari. Karena nanti malam saya ada Tabrak Prof di Jakarta," kata pria kelahiran Sampang, Madura itu.
Usai memberikan beberapa sambutan di hadapan warga, Mahfud kemudian memberikan kesempatan bagi warga yang hadir untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Di antaranya, pertanyaan datang dari Sudarmaji, penyandang disabilitas tunarungu dan wicara. Ketika naik ke panggung, Sudarmaji didampingi oleh penerjemah bahasa insyaratnya, Titin.
Dengan gerakan tangannya, Titin menerjemahkan maksud dari Sudarmaji. Ia menyampaikan bahwa saat ini sedang bekerja di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang.
Sudarmaji menyampaikan, untuk menunjang kerjanya, ia membutuhkan alat bantu dengar dan surat izin mengemudi (SIM).
Selain itu, ia juga mengucapkan terimakasih kepada Bupati Malang yang telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas.
Dari pertanyaan tersebut, Mahfud menjawab myanggupi untuk memberika alat bantu dengar ketika dirinya diberi kesempatan menjadi wapres untuk mendampingi Ganjar di 2024.
"Saya kita tidak terlalu sulit untuk alat bantu dengar. Untuk SIM, nanti kita akan komunikasikan, apakah tunarungu bisa mendapatkan SIM atau tidak. Tapi menurut saya gapapa, kan tidak terlalu membahayakan," bebernya.
Selanjutnya, pertanyaan kedua datang dari Herman, warga Madura Asli (Madas) asal Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
Di hadapan Mahfud, Herman mengatakan bahwa saat ini harga sembako sedang naik. Ia meminta kepada Mahfud, jika diberi mandat sebagai wakil presiden untuk menurunkan harga sembako. Dan janji tersebut tidak hanya omong kosong yang disampaikan saat kampanye saja.
Dari pertanyaan tersebut, Mahfud menjelaskan bahwa mahalnya harga sembako karena ulah mafia.
"Harga bahan pokok mahal, bayangka harga besar antara Rp14 ribu sampai Rp15 ribu per kilogram, karena apa? Karena banyak mafianya. Bantuan dari Jakarta turun, ketika didistribusikan di tengah jalan untuk dijual lagi," jelasnya.