Selain itu di dermaga di Kangean dan Sapeken, yang masing-masing dibangun dengan anggaran Rp 1 miliar.
Tidak hanya itu, program Jatim Akses Nawa Bhakti Satya juga memperhatikan akses di kawasan wisata.
Dimana dermaga dan pengembangan fasilitas pelabuhan dilakukan di Gili Iyang dan Gili Ketapang.
Untuk revitalisasi pelabuhan dan dermaga di Gili Ketapan dilakukan dengan anggaran Rp 10 miliar.
Sedangkan revitalisasi pelabuhan di Gili Iyang termasuk pembangunan dermaga menghabiskan anggaran Rp 20 miliar.
“Pembangunan pelabuhan dan dermaga di Gili Iyang ini bertujuan untuk memudahkan mobilitas masyarakat di kawasan wisata. Sebelumnya, kapal tidak bisa sandar sampai pantai sehingga penumpang harus turun agak jauh dan harus nyincing pakaian hingga basah, tentu ini tidak nyaman bagi wisatawan maupun masyarakat,” tegas Nyono.
Pembangunan infrastruktur pelabuhan dan dermaga di Gili Iyang ini sengaja didorong seiring dengan gencarnya mempromosikan wisata Gili Iyang yang memiliki keunggulan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Yordania, yaitu 20,9 persen lebih tinggi dari daerah lain.
“Pembangunan dermaga maupun merevitalisasi fasilitas pelabuhan di wilayah Madura dan kepulauan Madura akan bentuk nyata untuk memuliakan warga Madura. Dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan warga Madura,” pungkas Nyono.