SURYAMALANG.COM, - Pernyataan Gus Miftah mundur dari Utusan Khusus Presiden mencuat dalam konferensi pers pada Jumat (6/12/24) siang.
Gus Miftah yang sebelumnya sudah dihujat berbagai pihak gara-gara hinaan yang dilontarkan kepada pedagang es teh itu akhirnya angkat tangan.
Petisi untuk mencopot Gus Miftah yang digaungkan sejak Rabu (4/12/2024) di laman change.org juga sudah mencapai ribuan tanda tangan.
Baca juga: Hampir Capai Target Petisi Copot Gus Miftah Tembus 40.308, Tanggapan Istana Prabowo Sudah Bertindak
Pria bernama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu tidak cuma sosok pendakwah namun juga pejabat publik sejak dilantik oleh Presiden Prabowo.
Gus Miftah menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Namun kini Gus Miftah menyatakan dirinya mundur dari jabatan yang baru diemban olehnya pada 22 Oktober 2024 lalu.
"Hari ini dengan segala kerendahan hati dan ketulusan dan dengan penuh kesadaran" ujar Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat.
"Saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam" lanjutnya melansir TribunJogja.com.
"Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," ungkapnya lagi.
"Keputusan ini saya ambil bukan karena ditekan oleh siapa pun, bukan karena permintaan siapa pun" katanya.
"Tetapi keputusan ini saya ambil karena rasa cinta hormat dan tanggung jawab saya yang mendalam terhadap Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat," tegas Miftah.
Baca juga: Honor Gus Miftah Jadi Utusan Khusus Presiden Viral Hina Pedagang Es Teh, Tunjangan Saja Rp 13 Juta
Sambil menangis, Miftah juga menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Prabowo karena belum bisa menjaga amanah dengan baik.
"Saya mohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam" ungkapnya.
"Kepada bapak presiden saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas amanah dan kepercayaan yang diberikan kepada saya" sambungnya.
"Saya mohon maaf kepada Bapak, belum bisa menjadi sesuai yang bapak harapkan kepada saya" ujar Miftah.
Sebelumnya, Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas menyebut Miftah tak hanya harus introspeksi atas aksinya mengolok-olok pedagang es teh, namun juga harus mengundurkan diri.
"Katanya beliau mau evaluasi diri, ketika beliau mau evaluasi harusnya beliau sendiri yang harus mengundurkan diri," kata Fernando mengutip TribunVideo.com, Jumat (6/12/24).
Fernando menilai, Gus Miftah belum siap menjadi pembantu presiden sebab ke depannya akan punya tugas yang sangat berat.
Sehingga Gus Miftah harusnya sadar belum sanggup menjalankan tugas berat sebagai utusan khusus.
"Seperti Gus Miftah, kalau sadar memang tidak layak, kalau merasa tidak pantas jadi pembantu Pak Prabowo yang mundur dari jabatan tersebut" tegas Fernando.
Melansir laman change.org, petisi yang sebelumnya masih mencapai 50 ribu tanda tangan memasuki hari ketiga, Jumat sudah mencapai hampir 300 ribu tanda tangan.
Berdasarkan pantuan Suryamalang.com di change.org pukul 14.20 WIB sudah ada 311.510 tandatangan yang dibubuhkan netizen agar Gus Miftah mundur.
Petisi dengan judul "Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden" itu semakin ramai setiap hari ditanda tangani 200 ribu lebih warganet.
Tidak hanya lewat petisi, netizen hingga pengamat meminta agar Prabowo mencopot jabatan pemilik pesantren Ora Aji di Kalasan, Sleman, Yogyakara itu.
Inisiator petisi, Dika Prakasa menyebutkan Miftah yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden sangat tidak pantas mengucapkan kata-kata kasar, apalagi kepada seorang penjual es teh.
'Atas dasar peristiwa ini, saya membuat petisi agar teman-teman yang melihat petisi ini mau meluangkan waktunya untuk memberikan tanda tangan agar bapak Prabowo Subianto mempertimbangkan kembali jabatan yang diberikan ke Gus Miftah,' tertulis dalam petisi tersebut.
Olok-olok yang dilontarkan oleh Gus Miftah kepada penjual es teh keliling, Sunhaji tidak hanya ramai di Indonesia namun juga direspons oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim.
Anwar Ibrahim bahkan menjadikan tindakan Miftah sebagai contoh buruk agar anak buahnya tidak mencontek perbuatan itu.
PM Anwar membahas kasus tersebut di hadapan jajaran Kementerian Keuangan Malaysia pada Kamis (5/12/2024) pagi.
"Di Indonesia beberapa hari ini riuh rendah dalam media sosial, seorang kiai, dalam dakwahnya menghina seorang penjual teh" ujarnya dalam tayangan Malaysia Gazette TV.
"Oh ada yang nonton ya? saya, teman-teman di Indonesia ada yang kirim, dan (video itu) jadi viral," kata Anwar.
Penghinaan itu ditujukan kepada penjual es teh yang termasuk golongan termiskin.
Namun, justru pendakwah melakukan penghinaan pada penjual es teh dengan tertawa.
"Dia (Miftah) menyebabkan kemarahan menyeluruh di kalangan masyarakat sehingga Presiden Prabowo Subianto memberi pernyataan yang agak keras, dan membuat pendakwah itu berkunjung ke daerah si penjaja teh itu dan memohon maaf," tutur Anwar Ibrahim.
Maka dari itu, PM Anwar memberi pesan kepada jajaran Kementerian Keuangan Malaysia hal itu satu contoh kesombongan.
Kadang-kadang bukan saja terjadi di kalangan orang yang tidak tahu agama, tetapi juga pendakwah justru melakukan hal kurang baik.
"Orang yang paham agama, yang bicara tentang Islam, akidah, shalat, dan sunah, tetapi apabila timbul perkataan seperti itu, kalau dilihat itu menghina" ungkap Anwar.
"Dan saya pun melihat, itu dikirim oleh teman saya di Indonesia, saya merasa aneh ya dan luar biasa," tegas PM Anwar.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp