"Yang jelas ya, banyak orang yang bisa melihat secara langsung siapa pelakunya dan membawa senjatanya apa, karakternya apa. Karena ternyata ya momen itu bukan gelap, bukan petang, tapi masih terang-benderang walaupun jam 5 sore," ujar Choirul.
Choirul Anam menegaskan bahwa banyak saksi yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut, termasuk senjata yang digunakan pelaku.
Bahkan, Kompolnas mengantongi rekaman video yang memperlihatkan dengan jelas jalannya kejadian.
Namun, ia mempertanyakan mengapa hingga saat ini belum ada tersangka dalam kasus ini, meskipun fakta-fakta yang ada dinilai cukup jelas.
"Tantangannya nih joint team ini, masa sudah hampir satu minggu belum ada tersangka? Faktanya jelas, unsurnya jelas, peristiwanya jelas, saksinya jelas."
"Apa masalahnya? Ayo kita kembali fokus lagi ke soal ini," ujarnya.Choirul juga menekankan pentingnya transparansi dalam proses hukum agar kredibilitas penegakan hukum tetap terjaga.
"Ayolah kita bekerja secara ilmiah. Dan jadi transparansi itu juga yang jadi catatan," katanya.
Choirul Anam pun tampak mengungkap fakta lain perihal tiga korban yang merupakan polisi ini.
Ternyata, ketiga polisi yang ditembak tersebut memang sudah menjadi target penembak, lantaran dianggap menghalau jalannya kegiatan sabung ayam.
Choirul mengungkapkan, bahwa ketiga polisi tersebut ditembak dari jarak dekat saat berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.
"Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek, menarget petugas-petugas yang lain."
"Karena memang dia berbeda. Mereka, petugas ini berbeda dengan peserta perjudian dan sabung ayam."
"Makanya mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat. Karena mereka ini sedang menghalau," ujarnya.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa senjata yang digunakan pelaku bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan.
Hal ini dibuktikan dengan temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp