SURYAMALANG.COM, - Produksi tahu pakai bahan bakar plastik di Sidoarjo belum lama ini viral di media sosial setelah seorang jurnalis lingkungan asal Jerman mengungkapnya dalam sebuah konten di Youtube.
Lebih mengejutkan, praktik semacam ini sudah berlangsung selama 20 tahun bahkan pabrik tersebut sampai impor sampah plastik dari luar negeri.
Sampah plastik dipilih sebagai bahan bakar untuk produksi tahu karena biayanya lebih murah dibandingkan memakai bahan bakar kayu.
Namun, risiko kesehatan menjadi ancaman serius sebab pabrik-pabrik ini menyuplai ribuan restoran di Indonesia dan jutaan orang memakan tahu tersebut setiap hari.
Baca juga: Menteri Lingkuhan Hidup Puji Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya, Anggaran Nyaris Setengah Triliun
Situasi ini menjadi pembahasan serius di DPR RI dalam rapat dengar pendapat bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM).
Anggota Komisi IX DPR RI Surya Utama alias Uya Kuya meminta stakeholde bertindak cepat sebab sudah dapat dipastikan memasak tahu dengan bahan bakar plastik menimbulkan bahaya serius terhadap makanan.
"Itu ada central pabrik pembuatan tahu yang bahan bakarnya menggunakan sampah plastik" kata Uya dalam rapat di Ruang Komisi IX DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
"Nah itu kebayang bagaimana berbahayanya bukan hanya paparan paparan dari sisa-sisa residu plastik yang masuk ke tahu tahu itu, tapi juga udara udara asep-asep nya yang juga meracuni pekerja-pekerjanya dan penduduk sekitar," lanjutnya.
Ironinya kata Uya, viralnya video pengolahan tahu dengan bahan bakar plastik tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia internasional.
Bahkan sampah plastik itu sampai diimpor ke Indonesia.
"Ironisnya lima tahun yang lalu saya juga sudah melihat ada video dokumenter juga yang dibuat oleh ABC News Australia yang meneliti soal itu juga" terang Uya.
"Di Indonesia lagi, lagi lagi di Indonesia itu sampai sampah-sampah plastik itu diimpor dari luar, dari negara luar untuk Indonesia untuk dijadikan bahan bakar pembuatan tahu tersebut," katanya.
"Nah bagaimana ini BPOM di sini apa yang dilakukan BPOM untuk berkoordinasi dengan kementerian lembaga yang lain," tandas Uya Kuya.
Baca juga: Akibat Bakar Sampah, Gudang Ban Bekas dan Mebel di Trenggalek Dilalap Si Jago Merah
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris juga menyampaikan hal senada.
Charles juga mengaku merasa khawatir dengan munculnya video yang viral tersebut.