Pemerintah daerah diminta mendorong dunia usaha menyusun kebijakan rekrutmen yang berpihak pada prinsip kesetaraan dan non-diskriminasi.
Baca juga: Sistem Pendidikan Siap Kerja, Binus Malang Jawab Tantangan Ketenagakerjaan di Jatim
Sementara itu, kepada para pelaku usaha dan industri, Yassierli ingin momentum ini menjadi upaya terus memperbaiki praktik rekrutmen agar lebih transparan, adil, dan berbasis kompetensi.
"Melalui langkah ini, kami ingin memastikan bahwa dunia kerja di Indonesia menjadi tempat yang inklusif, kompetitif, dan menghargai martabat setiap individu," kata Yassierli.
Apindo Mendukung
Merespons langkah Menaker, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bob Azam, mengatakan pihaknya mendukung segala upaya untuk meminimalisir diskriminasi dalam persyaratan lowongan kerja.
"Kami mendukung segala upaya untuk menghapus diskriminasi apapun bentuknya termasuk dalam rekrutmen," jelas Bob kepada Kontan.co.id (grup suryamalang), Selasa (27/5).
Baca juga: Mensos Gus Ipul Jalin Kerja Sama dengan Al Hikmah Boarding School Kota Batu untuk Sekolah Rakyat
Meski begitu, Bob menegaskan, perusahaan juga perlu mendalami kembali urgensi persyaratan tersebut terhadap penerimaan pekerja.
Menurut Bob, guna mengurangi adanya diskriminasi dalam rekrutmen tenaga kerja di Tanah Air, perlu dilayangkan berbagai solusi.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah perlunya dilakukan reskilling atau pelatihan yang bisa meningkatkan keterampilan pekerja atau pencari kerja, khususnya bagi pekerja senior yang mengalami PHK.
"Menurut saya itu pekerja yang senior lebih urgent disiapkan reskilling supaya bisa dapat pekerjaan yang value-nya lebih tinggi, jadi tidak bersaing lagi dengan pemula," tambahnya.
Baca juga: Ribuan Pencari Kerja Serbu Job Fair di Disnaker Kabupaten Blitar, Disediakan 2038 Lowongan
Terakhir, Bob juga menyarankan bila kartu Prakerja bisa semakin dimanfaatkan kepada masyarakat pencari kerja.
"Yang sekarang kan ada kartu Prakerja. Kartu Prakerja bisa dioreorientasikan untuk reskilling," pungkasnya.
Pentingnya Sistem Rekrutmen Tenaga Kerja yang Manusiawi
Sedangkan baru-baru ini, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) menghadiri Wisuda Gelombang II Tahun Akademik 2024/2025 di Universitas Pasundan, Sabtu (24/05/2025).
KDM memberikan pesan moral dan menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan pembuka rezeki, di hadapan sebanyak 1.134 wisudawan.
“Tidak ada orang tua yang jatuh miskin karena menyekolahkan anaknya. Justru karena itu, indeks pembangunan manusia Jabar meningkat. Jangan dulu berpikir menikah, bahagiakan orang tua dulu,” ujar KDM.
KDM menyerukan urgensi reformasi sistem ketenakerjaan agar lebih banyak orang terserap di dunia kerja.