Trans Jatim Malang Raya

Perombakan Total Rute Angkot di Kota Malang, Trans Jatim Malang Bukan Mematikan Tapi Menghidupkan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRANS JATIM MALANG - Angkot di Kota Malang (KANAN) melintasi koridor Kayutangan yang merupakan salah satu pusat tujuan wisata. Tampak bus Trans Jatim yang sudah beroperasi di Surabaya Raya (KIRI). Hadirnya Trans Jatim Malang Raya sempat membuat sejumlah pihak khawatir akan mematikan angkutan kota (angkot), Dishub Kota Malang akan rombak rute besar-besaran.

SURYAMALANG.COM, - Hadirnya sistem layanan transportasi umum bus raya terpadu atau Trans Jatim Malang Raya sempat membuat sejumlah pihak khawatir akan mematikan angkutan kota (angkot).

Trans Jatim Malang Raya rencananya akan beroperasi bulan Oktober 2025 menjadi transportasi yang menghubungkan antar daerah mulai Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. 

Untuk mensinergikan layanan transportasi umum tersebut, rute angkot di Kota Malang akan dirombak total sehingga kehadiran Trans Jatim Malang Raya bukan mematikan justru menghidupkan angkot. 

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang kini sedang bersiap melakukan perombakan besar-besaran. 

Baca juga: Bus Trans Jatim Jadi Primadona Transportasi Umum di Surabaya dan Sekitarnya, Ternyata Ini Alasannya

Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengatakan evaluasi dan penyesuaian rute ini sudah mendesak.

Langkah ini sebagai respons atas aspirasi para sopir angkot sekaligus untuk menyesuaikan sistem transportasi dengan perkembangan kota yang dinamis.

Pasalnya, jaringan trayek yang digunakan saat ini tidak pernah berubah sejak pertama kali ditetapkan pada tahun 1998, atau lebih dari 25 tahun yang lalu.

"Para pengemudi angkot sepakat untuk meningkatkan kualitas layanan, dan kami mendukung penuh" kata Widjaja, Rabu (9/7/2025).

"Langkah awal yang penting adalah melakukan analisis menyeluruh terhadap semua rute," imbuhnya. 

Baca juga: Kehadiran Bus Trans Jatim Rute Malang Raya Serasa Bikin Angkutan Umum di Kota Batu Disuntik Mati

Analisis ulang ini bertujuan untuk mengatasi dua masalah utama, yakni inefisiensi pada rute yang ada dan banyaknya wilayah belum terjangkau layanan angkot.

Widjaja menyoroti adanya rute-rute gemuk yang diperebutkan oleh terlalu banyak angkot, sementara tingkat keterisian penumpangnya (load factor) sangat rendah.

"Sebagai contoh, jika satu jalur diisi 100 unit angkot tetapi load factor-nya hanya 30 persen, itu adalah pemborosan sumber daya," kata Widjaja. 

"Di sisi lain, banyak kawasan permukiman baru dan jalan-jalan vital seperti di sekitar Jalan Danau Toba yang sama sekali tidak tersentuh angkot," imbuhnya.

Solusinya, menurut Dishub, bukan menambah jumlah armada, melainkan mengoptimalkan angkot yang ada dengan cara merelokasi atau re-routing ke jalur-jalur yang lebih membutuhkan.

Baca juga: Kekhawatiran Organda Kota Batu pada Program Bus Trans Jatim Malang Raya : Seolah Suntik Mati Angkot

Perombakan rute ini juga dirancang untuk tujuan yang lebih strategis, yaitu mengintegrasikan angkot sebagai angkutan pengumpan (feeder) bagi layanan bus Trans Jatim yang akan segera beroperasi di Malang Raya. 

Halaman
123

Berita Terkini