Lumajang

Dinas Kesehatan Lumajang Ungkap Bahaya Sound Horeg untuk Orang dengan Riwayat Penyakit Kronis

Penulis: Mohammad Erwin
Editor: Eko Darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Sound horeg yang digelar di Candipuro, Kabupaten Lumajang.

SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Meninggalnya seorang ibu muda saat menonton karnaval sound horeg di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, turut mengundang perhatian serius dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang.

Anik Mutmainah (38), warga setempat, dilaporkan lemas berujung meninggal dunia usai melihat karnaval sound horeg.

Video detik-detik kejadiannya pun viral dan tersebar luas di berbagai platform media sosial.

Kepala Dinkes P2KB Lumajang, dr Rosyidah, mengingatkan bahwa paparan suara keras yang berlebihan seperti pada sound horeg dapat memicu dampak kesehatan serius. Terutama bagi mereka yang rentan secara medis.

"Pada kondisi tersebut dapat memicu gangguan irama jantung, henti jantung mendadak."

"Hingga pecah pembuluh darah yang fatal," Ujar Rosyidah, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: Meninggal Dunia Setelah Mendengarkan Sound Horeg di Lumajang, Awalnya Lemas Kemudian Nyawa Melayang

Merefleksi peristiwa yang belakangan terjadi, bisa menjadi peringatan serius bagi masyarakat.

Terutama mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis untuk lebih waspada terhadap bahaya suara bising berintensitas tinggi.

Menurut Rosyidah, faktor risiko bisa timbul dari suara yang menimbulkan getaran kuat.

Dari suara semacam itu bisa mengganggu sistem kardiovaskular, seperti jantung dan pembuluh darah.

Sehingga, risikonya menjadi lebih besar pada individu yang memiliki riwayat penyakit kronis tersebut.

Namun setiap individu akan berbeda respon tergantung daya tahan tubuh dan usia yang bersangkutan.

Baca juga: Sound Horeg di Lumajang Bikin Nyawa Melayang, Keluarga Korban Tak Ingin Ada Proses Hukum

“Jadi antara anak dan orang dewasa pun berbeda daya tahannya terhadap kebisingan seperti ini,” Jelasnya.

Sementara itu, hingga kini belum bisa dipastikan apakah kematian Anik benar-benar berkaitan langsung dengan suara sound horeg. Ini dikarenakan tidak ada autopsi atau pemeriksaan forensik lanjutan.

Menanggapi hal tersebut, Rosyidah tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak menyepelekan ancaman kesehatan dari paparan kebisingan ekstrem.

"Kalau penyebabnya kita tidak bisa memastikan."

"Kami ingin ingatkan warga untuk tidak mengabaikan dampak kesehatan akibat kebisingan apapun tidak hanya sound horeg," tandasnya.

Berita Terkini