SURYAMALANG.COM, SURYA - Pemberitaan terkait rusaknya bangunan SDN IV Kromengan, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, yang atapnya ditahan bambu karena nyaris ambruk, bikin miris anggota dewan setempat.
Agung Dwi Susanto, anggota Komisi III mengaku kaget dan tak menyangka, jika ada bangunan sekolah, yang kondisinya seburuk itu namun dibiarkan rusak.
Ibaratnya, lanjut Agung, Diknas (Dinas Pendidikan) membiarkan anak-anak belajar di bawah ancaman ambruknya atap yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Nggak boleh, ada kasus seperti itu dibiarkan. Anak-anak, harus diselamatkan, jangan sampai akibat kelalaian Diknas yang membiarkan atap itu melengkung, para murid jadi korbannya," tegas Agung, anggota dewan dari Nasdem, Rabu (6/8/2025).
Karena itu, Agung yang dikenal cukup kritis itu berjanji akan segera mengecek ke sekolah SDN yang punya 88 murid itu. Sebab, informasinya gedung sekolah itu sudah tak layak ditempati, namun terpaksa masih dipakai karena tak ada tempat lain.
Baca juga: Kisah di Balik Selter Calon Sekda Kabupaten Malang yang Melelahkan, Ending Mulus Meski Sempat Tegang
Makanya, untuk sebagian ruang kelas yang atapnya sudah lapuk dan tinggal ambruknya saja itu kini jadikan gudang.
"Nanti, Jumat (8/8/2025), kami bersama anggota komisi, akan menyidaknya, biar segera ada perhatian, untuk dapat rehab."
"Masak, atapnya yang sudah membahayakan seperti itu (melengkung ke bawah dan sampai harus ditahan bambu) namun diknas diam saja. Apa harus nunggu ada korban, kan nggak harus seperti itu," tuturnya.
Begitu juga Ahmad Kusairi, koordinator LSM Pro Desa, menyesalkan buat diknas atau Dinas Cipta Karya, yang tak responsif seperti itu.
Sebab, tiap tahun, Cipta Karya itu dapat bantuan rehab banyak sekolahan SDN, namun justru ada SDN dengan kondisi rusak separah itu, kok seperti dibiarkan mau ambruk.
"Cipta Karya itu dapat bantuan rehab banyak SDN. Lalu, yang direhab itu, SDN yang mana, masak untuk merehabnya, harus diramaikan dulu seperti ini," ungkap Kusairi, mantan Jubir Bupati Sanusi di Pilkada 2024 kemarin.
Menurutnya, baik Diknas maupun Cipta Karya seperti tak pernah ada efek jeranya meski berkali-kali ditegur Bupati Sanusi terkait kasus rehab SDN yang asal-asalan itu.
"Kan, pernah ada rehab 11 SDN, diprotes wali muridnya karena kayu bekas bongkaran sekolah yang direhab itu dipasang lagi. Padahal, speknya harus diganti dengan gavalum," ungkapnya.
Sementara, Suwaji, Kadiknas Kabupaten Malang tiap kali ditanya ada temukan kasus gedung sekolah yang mau ambruk, selalu bilang siap.
"Siap, mau di-TL (maksudnya, tindaklanjuti)," pungkasnya.