Beras curah yang dijual Nuryadin dikategorikan kualitas medium dan diambil para pedagang besar.
Setelah polemik beras oplosan ini, harga beras justru mengalami penurunan.
Jika minggu lalu beras dari Nuryadin dibeli Rp 13.000 per kg, harga saat ini turun sampai Rp 12.600 per kg.
Untuk diketahui, saat ini sejumlah merek beras premium tiba-tiba menghilang di sejumlah supermarket maupun tempat penjualan beras di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.
Hilangnya beras premium yang kenamaan ini diduga karena imbas dari razia beras oplosan yang dilakukan Kementerian Pertanian bersama Mabes Polri.
Bahkan ada penjual yang menyatakan, merek beras premium dengan gambar karakter kartun dan ikan ini sengaja ditarik dari pasaran.
“Yang satu sudah habis beberapa hari yang lalu, tapi tidak dikirim lagi. Satunya lagi juga tidak ada kiriman, tapi barangnya baru habis hari ini,” ucap seorang penjaga di sebuah swalayan di Kecamatan Boyolangu.
Sementara Nuryadin, mengaku khawatir dengan perkembangan belakangan ini, sehingga memilih menjual beras curah.
“Kadang kita mendapatkan rasa yang enak kan harus dicampur, ada Membramo, Legowo dan yang lain. Bukan tidak layak dikonsumsi, tapi khawatirnya itu malah dianggap oplosan,” ujarnya.
Diakui Nuryadin, penegakkan hukum pada beras oplosan membuat pasokan beras di pasaran menurun.
Ia menduga, kekosongan stok di pasar ini salah satunya diisi oleh beras SPHP dari Bulog yang sangat massif dipasarkan.
“Sekarang SPHP yang pegang kendali. Polsek-polsek jualan, berasnya juga bagus, sangat layak untuk dimakan,” ungkapnya.
(David Yohanes)