"Pak Yasin waktu itu yang menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur memberikan fasilitasi pelatihan pembuatan batik penutup kepala khas suku Samin," ujarnya.
Namun saat itu belum terpola batik khas Obor Sewu.
"Kami hanya membuat motif batik apa adanya untuk penutup kepala," terangnya.
Sampai pada akhirnya datang peneliti budaya dari Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta Sugeng Widodo yang melakukan riset tentang suku Samin pada 2019
Tidak hanya melakukan riset, Sugeng Widodo juga membantu menentukan motif batik khas Suku Samin termasuk juga mendaftarkannya untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Batik motif Obor Sewu menggambarkan perjuangan Suku Samin melawan penjajah Belanda. Saat menggelar pertemuan diam-diam di tanah lapang, para pejuang suku Samin membawa obor, sehingga muncullah nama Obor Sewu atau seribu cahaya," terangnya.
Obor merupakan simbol penerangan hidup. Seribu berarti ajaran ini tak akan padam.
Obor akan terus menyala selama terus dinyalakan.
Seiring berjalannya waktu, saat Bojonegoro dipimpin Penjabat Bupati dari pejabat Pemprov Jatim, ASN Bojonegoro pada hari-hari tertentu diwajibkan hanya mengenakan tutup kepala dari batik Obor Sewu untuk ASN Pria dan Syal untuk ASN Wanita.
Sejak muncul Surat Edaran Bupati Bojonegoro nomor 085/78/4/12.03/2/25, batik Obor Sewu wajib dikenakan ASN Pemkab Bojonegoro setiap Kamis, minggu pertana dan ketiga setiap bulannya.