Pamekasan
Kelebihan Alat Teknologi IoT Pendeteksi Kualitas Air Tambak Udang Karya Dosen PENS Asal Pamekasan
Misal ada investor atau lembaga yang mau mendanai inovasi teknologi untuk petani tambak ini, inginnya bisa diproduksi dalam jumlah banyak
Laporan : Kuswanto Ferdian
SURYAMALANG.COM, PAMEKASAN - Nirwana Haidar Hari, Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Kampus Sumenep, Madura sukses menciptakan alat Teknologi IoT (Internet of Things) yang mampu mendeteksi dini kualitas air tambak udang Vaname.
Alat ini berhasil dia ciptakan bersama rekan kerjanya, diantarnya; Achmad Khairul Umam dan Ibnu Cipta Ramadhan serta 5 mahasiswanya melalui program pengabdian masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek RI).
Tajuk yang diusung dalam program pengabdian masyarakat ini yaitu ‘Implementasi Early Warning System berbasis MQTT untuk Deteksi Dini Kualitas Air Tambak Udang Vaname’.
Alat tersebut kini mulai dipakai di Kelompok Usaha Tambak Udang Jaring Emas milik Matsaini yang berlokasi di Dusun Karang Mimba, RT 02/RW07, Desa Grujugan, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Madura.
Dosen yang akrab disapa Haidar itu menjelaskan awal mula menciptakan alat tersebut berangkat dari permasalahan petambak udang (mitra) yang tidak bisa mengontrol kadar oksigen air yang terkandung dalam tambak udang karena masih menggunakan alat manual.
Sebelumnya, para petambak udang tersebut sering mengeluh kadar oksigen air yang terkandung dalam tambaknya berkurang secara drastis.
“Awalnya petambak udang ini harus menyalakan air rator baling-baling karena tidak ada alat digitalnya, sehingga mitra sering telat dan tidak terpantau kondisi air ditambak itu,” kata Haidar saat diwawancarai di kediamannya, Jumat (19/9/2025).
Menurut dosen asal Kabupaten Pamekasan itu, adanya alat yang dibuatnya ini akan otomatis bisa mengontrol kadar oksigen air dalam tambak udang karena dilengkapi dengan sensor yang dapat mengirim informasi ke server.
Lalu server itu akan langsung memberikan informasi berupa notifikasi ke aplikasi di mobile.
“Pembuatan alat ini sekitar 8 bulan sampai alat ini bisa berfungsi dan dipakai ditambak udang,” jelas Haidar.
Saat ini, lanjut Haidar alat buatannya tersebut dipakai di tambak udang milik Matsaini, namun masih tahap pengembangan.
Alat tersebut kini berfungsi sekitar 70 persen dan sudah dirasakan manfaatnya oleh petambak udang di Sumenep.
“Alat ini bisa mengontrol kadar oksigen air dengan luasan tambak sekitar 1 hektare. Nanti 1 tambak kalau luasnya 1 hektare bisa dipasang 2 sampai 3 titik alat secara merata,” urainya.
“Rencananya akan dipasang tiga alat. Percobaan masih satu alat,” sambung Haidar.
| 11 Warga Meninggal Dunia di Pamekasan karena Penyakit Campak, Jumlah Kasus Terus Bertambah |
|
|---|
| Peningkatan Jumlah Kasus Campak di Pamekasan Terus Terjadi, Ada 11 Warga yang Meninggal Dunia |
|
|---|
| Rugi Rp 1 Miliar, Gudang Rokok di Pamekasan Madura Ludes Dilalap si Jago Merah |
|
|---|
| Mobil Pengangkut Menu MBG di Pamekasan Terguling Ditebing Setinggi 2 Meter, Gegara Hindari Motor |
|
|---|
| Video Viral Belatung di Menu MBG SMAN 3 Pamekasan, Sekolah dan SPPG Al-Muna Akui dan Evaluasi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.