Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Fakta-fakta Santri Ngecor di Ponpes Lirboyo Kediri Viral Usai Ponpes Al Khoziny Ambruk: Amal Jariyah

Fakta-fakta santri ngecor di Ponpes Lirboyo Kediri viral usai ponpes Al Khoziny ambruk, pengasuh pondok pesantren buka suara: amal jariyah.

|
Luthfi Husnika/Suryamalang.com
SANTRI NGECOR VIRAL - Kolase foto proyek pembangunan gedung di kawasan Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri (KANAN-KIRI) pada Kamis (2/10/2025). Sebelumnya sempat viral video 'Santri Lirboyo Ngecor' dan menuai beragam tanggapan warganet kini pihak ponpes buka suara membenarkan bagian dari amal jariyah. 

SURYAMALANG.COM, - Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo di Desa Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri menjadi sorotan publik setelah santrinya disebut-sebut ikut membantu pengecoran bangunan gedung.

Isu itu cukup sensitif mengingat peristiwa tragis baru saja menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang gedungnya roboh mengakibatkan puluhan orang tertimbun.  

Tidak heran setelah potongan video puluhan santri terlibat pembangunan gedung Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, Kamis (2/10/2025), postingan itu langsung viral. 

Misalnya dalam platform X dan TikTok, pengguna hanya perlu mengetikkan frasa 'Santri Ngecor' di kolom pencarian.

Baca juga: Napak Tilas 115 Tahun Perjalanan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Digelar Pameran Sejarah

Dari puluhan video tersebut, para santri tampak bergotong royong membawa ember berisi adonan semen secara estafet.

Menanggapi hal tersebut, pihak pengasuh Ponpes Lirboyo buka suara dan terungkap beberapa fakta:

1. Benar Santri Ikut Membantu

Pengasuh Ponpes Lirboyo, Kiai Haji Abdul Muid Shohib membenarkan keterlibatan para santri dan santriwati dalam pembangunan gedung.

Pengasuh ponpes di bawah Yayasan Hidayatul Mubtadiin Lirboyo itu memastikan, proyek pembangunan dilakukan sesuai prosedur.

Baca juga: Ponpes Lirboyo Kediri Kebakaran, Kemenag Salurkan Bantuan Senilai Rp 700 Juta

Pihaknya mengatakan, tetap melibatkan tenaga profesional dalam setiap tahapan penting meskipun proyek ini dikerjakan secara mandiri oleh pesantren.

"Untuk hal-hal krusial seperti desain, pelaksanaan, dan pengawasan, kami bekerja sama dengan pihak yang memiliki keahlian dan sertifikasi resmi. Para santri hanya membantu sebagai tenaga tambahan atau kuli bangunan," jelasnya pada Kamis (2/10/2025).

2. Sukarela, Amal Jariyah

Pria yang akrab disapa Gus Muid itu menegaskan, peran santri hanya bersifat sukarela.

Gus Muid menyebut, para santri bergabung dalam proses pembangunan sebagai bentuk pengabdian, bukan sebagai tenaga utama.

"Keterlibatan santri tidak dominan. Mereka hanya membantu tukang dan niat mereka semata-mata sebagai ladang amal jariyah," imbuh Gus Muid.

3. Tujuan Pembangunan Gedung Baru

Gus Muid menambahkan, pihaknya sangat berhati-hati dalam setiap proses pembangunan, karena gedung baru itu akan digunakan untuk menampung santri dalam jumlah besar. 

"Kami ingin memastikan keamanan gedung, karena saat ini santri Lirboyo sudah mencapai sekitar 40 ribu orang. Tentu fasilitas harus memadai," ucap Gus Muid.

Baca juga: Asal Usul Api Kebakaran di Ponpes Lirboyo Kota Kediri, Santri Sempat Sesak Napas Dilarikan ke RS

Lebih lanjut, pihak pesantren berharap masyarakat tidak salah paham dengan beredarnya video tersebut.

Menurut Gus Muid, semangat gotong royong para santri justru mencerminkan nilai kebersamaan yang sudah lama dijunjung tinggi di lingkungan pesantren.

"Santri ikut serta bukan karena terpaksa, tapi karena merasa memiliki pesantren ini. Apa yang mereka lakukan kami yakini akan menjadi amal kebaikan yang terus mengalir," jelasnya. 

4. Tragedi Ponpes Khoziny Jadi Pembelajaran

Dalam kesempatan yang sama, Gus Muid menyampaikan belasungkawa atas insiden runtuhnya bangunan di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.

Gus Muid menyebut, peristiwa itu menjadi pembelajaran agar meningkatkan kualitas dan keselamatan pembangunan gedung.

"Kejadian di Ponpes Al Khoziny memberi pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa pembangunan pesantren harus mengutamakan aspek keselamatan sejak tahap perencanaan hingga konstruksi," tegasnya.

Tragedi Ponpes Al Khoziny: 15 Orang Meninggal

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo diduga ambruk karena mengalami kegagalan konstruksi

Peristiwa itu terjadi saat ratusan santri berkumpul di satu titik untuk menjalankan salat Asar pada Senin (29/9/2025).

Terbaru, satu korban berhasil dievakuasi dari sektor A2 pada Sabtu (4/10/2025) sekira pukul 14.35 WIB, namun dalam kondisi tidak bernyawa. 

Kemudian jenazah dibawa menggunakan ambulans menuju RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh DVI Polda Jatim.

Baca juga: Kondisi Para Santriwati Korban Kebakaran di Ponpes Lirboyo Kediri, Kejadian saat Listrik Padam

“Dengan adanya satu korban meninggal yang baru saja dievakuasi ini, total sudah ada 15 orang korban meninggal dunia dalam peristiwa ini,” kata Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit kepada SURYAMALANG.COM.

Di lokasi kejadian, proses evakuasi terus berjalan.

Alat berat dikerahkan untuk membuka ruang, kemudian petugas melakukan evakuasi manual ketika ditemukan jenazah korban.

Total korban akibat bangunan runtuh itu sekira 167 orang. 

Baca juga: Dugaan Penyebab Kebakaran di Ponpes Lirboyo Kota Kediri Berasal dari Rumah, Ada Suara Ledakan

Dari jumlah itu, yang telah ditemukan ada 119 orang dengan rincian 103 korban selamat dan dua korban pulang ke rumah.

Jumlah korban meninggal dunia sudah ada 15 orang, tapi baru 5 korban yang teridentifikasi.

Sementara korban yang belum ditemukan diperkirakan masih ada 48 orang. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Ketua MUI Bidang Infokom KH Masduki Baidlowi menilai peristiwa ini sebagai tragedi kemanusiaan. 

Untuk itu, MUI meminta kepada pemerintah, baik pusat maupun daerah memberi perhatian terhadap pondok pesantren. 

"Kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam. Peristiwa ini menjadi peringatan kita semua untuk memberikan bantuan kepada pesantren di Indonesia yang rata-rata masih memiliki problem infrastruktur bangunannya," kata Masduki melalui keterangan tertulis, Sabtu (4/10/2025). 

Menurut Masduki, peristiwa ini jangan terlalu mengarah kepada proses hukum terlebih dahulu.

"Saya kira jangan terlalu mengarah proses hukum terlebih dahulu. Tragedi kemanusiaan ini saya kira harus diselesaikan terlebih dahulu. Kalau hal-hal yang berkaitan dengan masalah hukum saya kira urusan berikutnya," ungkapnya. 

Masduki mengimbau kepada seluruh pondok pesantren di Indonesia untuk memperhatikan kondisi bangunannya.

Langkah ini, agar peristiwa seperti ini tidak terulang lagi. 

"Mengimbau kepada seluruh ponpes di seluruh Indonesia yang rata-rata bangunannya belum permanen, belum kuat secara konstruksi, itu harus menjadi perhatian kita semua, sehingga tidak ada korban-korban berikutnya," tuturnya. 

MUI mengimbau kepada pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap nasib pesantren di Indonesia. 

Pasalnya, pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka. 

Kiai Masduki menilai pondok pesantren sudah ikut sebagaimana Pembukaan UUD 1945 mencerdaskan kehidupan bangsa. 

"Tapi tidak banyak mendapatkan afirmasi oleh negara, dalam hal ini pemerintah pusat, dari pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," pungkasnya.

(Reporter Suryamalang.com/M Taufik/Luthfi Husnika/Tribunnews.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved