Surabaya

Ada 17 SPPG Penyedia Menu Makan Bergizi Gratis di Surabaya, Sukses Serap Ratusan Tenaga Kerja

17 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) terbentuk di Surabaya hingga pertengahan 2025

SURYAMALANG.COM/Bobby Koloway
DAPUR MBG - Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) ketika meninjau proses produksi di SPPG Nikmat Barokah, Surabaya, Selasa (7/10/2025). SPPG tersebut menjadi satu di antara 17 dapur MBG di Surabaya yang berhasil menyerap ratusan tenaga kerja. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sebanyak 17 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) terbentuk di Surabaya hingga pertengahan 2025.

Dapur MBG tersebut berhasil menerap ratusan tenaga kerja.

Sambil melakukan produksi, proses sertifikasi yang memastikan bahwa seluruh proses telah melalui kualifikasi yang disyaratkan.

Di antaranya, untuk mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

"Saat ini, proses sertifikasi masih tengah berproses. Total. SPPG di Surabaya berjumlah 17 unit."

"Seluruh proses [sertifikasi] berkoodinasi dengan pemerintah daerah," kata Kepala Komite Pengawas dan Penyelaras (KPPG) program Makan Bergizi Gratis (MBG) Surabaya, Kusmayanti dikonfirmasi SURYAMALANG.COM di Surabaya, Selasa (7/10/2025).

Sekalipun dalam proses sertifikasi, fasilitas dapur MBG telah memenuhi persyaratan yang disyaratkan Badan Gizi Nasional.

Baik pada proses penyiapan bahan makanan dan peralatan, tempat memasak, proses produksi, pasca packaging, hingga distribusi.

Baca juga: Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny Bakal Diselidiki Polda Jatim, Tunggu Proses Evakuasi Rampung

SPPG Nikmat Barokah, misalnya. Berada di Wisma Kedung Asem Indah, Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya, SPPG Nikmat Barokah telah melayani sekitar 3.800 siswa sekolah di sekitar lokasi.

Untuk memproduksi ribuan porsi tiap hari, SPPG tersebut memperkejakan 47 karyawan yang berasal dari berbagai kalangan. Mulai para lulusan baru (fresh graduate) hingga korban PHK. 

DPR RI mengapresiasi keberadaan MBG yang dinilai telah berhasil memenuhi sejumlah persyaratan.

Misalnya, fasilitas dapur higienis, air bersih, tempat penyimpanan bahan makanan, dan alat masak yang memadai, keamanan dan mutu pangan (tidak menggunakan bahan berbahaya, pengolahan higienis), serta petugas gizi di tiap dapur.

"Saya kaget sekali. Ternyata luar biasa. Jadi dengan berbagai persyaratan yang demikian berat sebenarnya ya, namun bisa dilaksanakan," kata Anggota DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), ketika meninjau proses produksi di SPPG Nikmat Barokah, Selasa (7/10/2025).

Anggota Komisi VII yang membidangi Perindustrian, UMKM, Ekonomi Kreatif tersebut menegaskan peran penting MBG dalam kehidupan masyarakat saat ini.

Tidak hanya berhasil meningkatkan kualitas gizi pada anak, namun juga menyerap tenaga kerja.

"Masing-masing SPPG ini bisa memberikan kontribusi serapan tenaga kerja luar biasa."

"Selain Surabaya, di Sidoarjo di tiap SPPG juga memiliki jumlah tenaga kerja sekitar 47 sampai 50 orang," kata Legislator dari daerah pemilihan (dapil) Jatim 1 (Surabaya - Sidoarjo) ini.

Pada pekerja di SPPG juga telah mendapat gaji yang layak.

"Ini luar biasa. Padahal di restoran-restoran itu masih banyak gaji-gaji yang belum UMR."

"Kita boleh cek. Ini berarti apa? Sebuah standarisasi yang dibuat untuk kesejahteraan rakyat Surabaya," kata BHS.

Mengutip data Badan Gizi Nasional (BGN), jumlah SPPG mencapai 10 ribu unit. Dengan estimasi sekitar 40 pegawai, maka total tenaga yang terserap mencapai 400.000 pekerja.

"Padahal ini baru 10 persen dari targetnya Bapak Presiden Prabowo Subianto yang harus bisa di atas 100 ribu (SPPG)."

"Kalau ini terealisasi, maka bisa menyerap jutaan pekerja," kata Politisi Gerindra ini.

Tidak hanya berdampak pada pekerja dapur saja, program MBG dinilai dapat memberikan dampak terhadap sektor turunan lainnya.

Di antaranya, pertanian, peternakan, dan perikanan yang turut menyuplai berbagai bahan pokok untuk kebutuhan MBG.

"Serapan tenaga tenaga dari pertanian, nelayan, transportasi yang mengangkut barang-barang mereka, dan sebagainya."

"Jadi ini perlu diperhatikan. Begitu besar dampaknya," kata pria berlatarbelakang pengusaha ini.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved