Kota Kediri

Pemkot Kediri Evaluasi Program Lapor Mbak Wali 112, Tangani 86 Ribu Panggilan Termasuk Prank Call

Pemkot Kediri Evaluasi Program Lapor Mbak Wali 112, Tangani 86 Ribu Panggilan Termasuk Prank Call

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Eko Darmoko
Pemkot Kediri
MONEV - Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Lapor Mbak Wali 112 yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri di Ruang Kilisuci, Balai Kota Kediri, Kamis (6/11/2025) malam. 
Ringkasan Berita:
  • Pemkot Kediri meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Lapor Mbak Wali 112
  • Kegiatan ini digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri di Ruang Kilisuci, Balai Kota Kediri, Kamis (6/11/2025) malam
  • Evaluasi tersebut dihadiri oleh Pj Sekretaris Daerah Kota Kediri, Ferry Djatmiko, Kepala Diskominfo Ronny Yusianto, serta perwakilan sejumlah OPD yang terlibat dalam layanan darurat dan pengaduan publik

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Pemkot Kediri terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Lapor Mbak Wali 112.

Kegiatan ini digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri di Ruang Kilisuci, Balai Kota Kediri, Kamis (6/11/2025) malam.

Evaluasi tersebut dihadiri oleh Pj Sekretaris Daerah Kota Kediri, Ferry Djatmiko, Kepala Diskominfo Ronny Yusianto, serta perwakilan sejumlah OPD yang terlibat dalam layanan darurat dan pengaduan publik.

Dalam arahannya, Pj Sekda Kota Kediri Ferry Djatmiko menegaskan bahwa Lapor Mbak Wali 112 merupakan jantung pelayanan publik Kota Kediri.

Menurutnya, program ini bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi bukti nyata komitmen pemerintah hadir secara cepat, tanggap, dan peduli terhadap kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Bandara Dhoho Kembali Beroperasi 10 November 2025, Bupati Kediri Berharap Bisa Dongkrak Ekonomi

"Program ini adalah simbol komitmen kita untuk memastikan setiap laporan masyarakat ditangani cepat dan tuntas. Ini wujud pelayanan publik yang humanis dan responsif," katanya.

Berdasarkan hasil monitoring, Ferry menyebut layanan darurat 112 telah menerima lebih dari 86 ribu panggilan selama periode April hingga Oktober 2025.

Dari jumlah tersebut, 496 panggilan dikategorikan valid dan berhasil ditangani petugas di lapangan.

"Angka ini menunjukkan fungsi layanan 112 berjalan efektif sebagai kanal cepat tanggap dalam situasi darurat," jelasnya.

Meski begitu, Ferry menilai ada dua aspek penting yang perlu diperkuat, yakni response time dan peningkatan sarana prasarana di setiap OPD terkait kegawatdaruratan.

Ia menekankan pentingnya koordinasi yang solid antara Call Center 112, BPBD, Dinas Kesehatan, Satpol PP, dan Damkar agar standar operasional penanganan darurat dapat berjalan tanpa hambatan.

"Dalam kondisi darurat, setiap detik sangat berarti. Karena itu, koordinasi lintas lembaga harus betul-betul solid," tegasnya.

Selain memperkuat koordinasi, Ferry juga mendorong peningkatan infrastruktur pendukung seperti kendaraan siaga, alat komunikasi, dan sistem pelacakan lokasi.

Ia menilai dokumentasi hasil penanganan juga penting agar transparansi pelayanan publik tetap terjaga

"Kita ingin masyarakat tidak hanya mendengar janji, tapi melihat bukti nyata kerja pemerintah," tambahnya.

Ferry berharap ke depan Lapor Mbak Wali 112 tidak hanya menjadi kanal reaktif terhadap aduan masyarakat, tetapi berkembang menjadi sistem prediktif dan solutif yang mampu membaca tren permasalahan warga.

"Program ini harus menjadi wajah pelayanan publik terbaik Kota Kediri, modern secara teknologi, tapi tetap hangat dalam pelaksanaan," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kota Kediri, Ronny Yusianto, dalam laporannya memaparkan hasil evaluasi pelaksanaan layanan.

Dari total 86.161 panggilan yang diterima, terdapat 496 panggilan valid, 18.557 prank call (21,54 persen), 65.024 ghost call (75,47 persen), dan 2.084 panggilan informasi umum (2,42 persen).

"Laporan darurat yang paling sering diterima berkaitan dengan hewan buas, ambulans, kecelakaan lalu lintas, dan permasalahan sosial seperti ODGJ serta orang terlantar," jelasnya.

Ronny menambahkan, Chatbot WhatsApp Lapor Mbak Wali 112 kini menjadi kanal penting untuk aduan non-kegawatdaruratan.

Laporan terbanyak datang dari kategori bantuan sosial, penerangan jalan umum, pemangkasan pohon, pendidikan, dan PDAM.

"Partisipasi masyarakat yang tinggi menunjukkan meningkatnya kesadaran publik terhadap pentingnya kanal aduan resmi pemerintah," paparnya.

Ia menuturkan, hasil survei kepuasan masyarakat pun menunjukkan angka memuaskan dengan nilai rata-rata 4,86 dari 5 berdasarkan 1.185 responden.

Ronny menyebut hal itu menjadi indikator bahwa masyarakat percaya pada kecepatan dan keandalan layanan 112.

Selain itu, sejumlah inovasi telah dilakukan, seperti migrasi sistem darurat ke Call Center 112, verifikasi akun WhatsApp resmi bercentang biru, dan fitur Filter 0 untuk menekan panggilan iseng.

Sebagai tindak lanjut, Pemkot Kediri juga menggencarkan sosialisasi langsung ke kelurahan dan komunitas warga melalui LPMK, RT/RW, PKK, dan Karang Taruna agar pemanfaatan layanan 112 semakin bijak dan tepat sasaran.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved