Jombang

Ponpes Tebuireng Jombang Berencana Tambah Simbol Pahlawan Nasional di Makam Gus Dur 

Pihak Pondok Pesantren Tebuireng berencana tambahkan simbol baru di kompleks makam Gus Dur penanda resmi gelar Pahlawan Nasional yang kini disandang

Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Anggit Pujie Widodo
PAHLAWAN NASIONAL - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin dan keluarga Gus Dur saat berziarah di makam KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Komplek pemakaman Masayikh Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Selasa (11/11/2025) kemarin. Simbol pahlawan nasional di makam Gus Dur.  

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua PWNU Jawa Timur masa khidmat 2024-2029 ini, menuturkan jika semangat keilmuan dan kebangsaan yang diwariskan KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman.

"Kita butuh generasi yang berani berpikir, berjuang, dan menjaga persatuan seperti mereka," ungkapnya melanjutkan. 

Kini, kompleks makam Tebuireng menjadi saksi perjalanan tiga tokoh besar bangsa: KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama; KH Abdul Wahid Hasyim, perumus dasar negara; dan KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI serta simbol pluralisme Indonesia.

Tiga generasi ulama itu menjadikan Tebuireng bukan sekadar lembaga pendidikan Islam, tetapi juga pusat lahirnya gagasan besar tentang keislaman yang rahmatan lil ‘alamin, kebangsaan yang inklusif, dan kemanusiaan yang universal.

"Selama nilai-nilai itu terus dijaga, Tebuireng akan tetap menjadi mercusuar peradaban dan penjaga semangat Indonesia," pungkas Gus Kikin.

Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

Gelar tersebut diserahkan langsung kepada istri beliau, Sinta Nuriyah, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 yang ditetapkan pada 6 November 2025.

Dalam pembacaan Keppres, disebutkan bahwa penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas jasa luar biasa para tokoh dalam memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Gus Dur diakui atas kiprahnya di bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam, serta kontribusinya terhadap demokrasi dan pluralisme di Indonesia.

“KH. Abdurrahman Wahid adalah tokoh bangsa yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme,” ujar narator dalam upacara penganugerahan.

Selain Gus Dur, pemerintah juga memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada sembilan tokoh lainnya, di antaranya Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto, Marsinah, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, dan Syaikhona Muhammad Kholil.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved