Jombang
Petani Kedelai Jombang Merugi, Cuaca ekstrem Bikin Hasil Panen Merosot dan Harga Jual Turun
Cuaca ekstrem membuat petani kedelai di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang tak bisa mendapatkan hasil panen yang bagus
Koordinator Wilayah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kesamben, Anasrul Hakim, membenarkan bahwa musim tanam kali ini memang penuh tantangan.
Menurutnya, pola tanam di wilayah tersebut umumnya padi-padi bero atau padi-padi kedelai.
Dari total 4.125 hektare lahan pertanian, sekitar 1.300 hektare merupakan lahan bero yang biasa ditanami kedelai melalui program Optimalisasi Lahan (OPLAH).
Namun, program itu tidak berjalan maksimal akibat kondisi tanah yang terlalu lembap.
"Air di lahan tinggi sekali, padahal kedelai tidak tahan genangan. Akibatnya, isi polong tidak sempurna dan produktivitasnya turun," ungkapnya.
Anasrul menambahkan, banyak petani kini berharap harga kedelai bisa naik untuk menutup kerugian akibat turunnya hasil panen.
"Kami tetap mendampingi petani agar bisa meminimalkan dampak cuaca. Tapi yang paling berpengaruh memang iklim. Kalau sudah seperti ini, sulit dikendalikan," katanya melanjutkan.
Cuaca yang sulit diprediksi menjadi tantangan tersendiri bagi petani kecil seperti Miskun.
Ia berharap pemerintah dapat membantu menyediakan varietas kedelai yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem.
"Kami cuma ingin tanam aman. Kalau panennya gagal terus, lama-lama petani malas nanam kedelai," beber Miskun.
Kini, di tengah hasil panen yang tak seberapa dan harga jual yang rendah, para petani di Kesamben hanya bisa berharap pada nasib baik di musim tanam berikutnya.
"Yang penting tetap semangat. Rezeki sudah ada yang ngatur,” punglas Miskun.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/PANEN-KEDELAI-RUGI.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.