Kabupaten Malang

Petani Tembakau di Kabupaten Malang Alami Gagal Panen, Faktor Cuaca

Petani tembakau di Kabupaten Malang mengeluh soal kegagalan panen yang disebabkan oleh faktor cuaca.

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/LULUUL ISNAINIYAH
PANEN TEMBAKAU: Petani mengamati kondisi tanaman tembakau dari serangan hama di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang beberapa waktu lalu. Produksi tembakau di Kabupaten Malang merosot akibat faktor cuaca. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Petani tembakau di Kabupaten Malang mengeluh soal kegagalan panen yang disebabkan oleh faktor cuaca.

Akibatnya, hasil panen merosot tajam dibanding dengan tahun sebelumnya.

Di antaranya hal ini dirasakan oleh Sukadi, petani asal Kecamatan Donomulyo.

Ia menjelaskan bahwa tanaman tembakau ini memerlukan perawatan yang berbeda dengan tanaman lain, terutama dari faktor cuaca.

"Kalau tembakau sudah kena hujan selama empat hari berturut-turut sudah pasti gancur. Ya meskipun tidak ada genangan di lahannya. Itu lah kelemahan tanam tembakau," kata pria yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Malang.

Kondisi gagal panen ia rasakan pada tahun ini.

Bahkan menurutnya paling parah dibanding tahun sebelumnya.

Biasanya, Sukadi melakukan panen tembakau sebanyak 5 kali di lahan seluas 1 hektare mampu mendapatkan 1- 7 ton daun basah.

Namun, di tahun ini pada musim panen hasilnya justru merosot tajam. Yaitu hanya mencapai 1 ton kurang. Sebab, banyak daun yang mengalami kebusukan.

Selain mengeluh soal kegagalan panen, para petani juga mengeluhkan harga tembakau yang murah.

Saat ini harga daun tembakau kering senilai Rp 40-45 ribu per kilogram. 

"Dulu bisa nyampe Rp 55 ribu per kilogram. Sekarang turun ya karena faktor cuaca itu. Alasannya karena kualitas daun itu saat musim hujan kurang maksimal," bebernya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Kholida Masruroh membenarkan jika porduksi tembakau di 2025 ini mengalami penurunan.

"Memang ada penurunan produksi karena musim kurang mendukung. Sampai Oktober 2025 saja baru terpanen sebanyak 50 persen. Kurang dua bulan lagi mudah-mudahan panen tembakau bisa terpenuhi," imbuh Kholida," terang Kholida.

Sebagaimana diketahui, luas tanam tembakau pada 2024 seluas 862 hektar dengan hasil produksi 7.700 ton daun basah.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved