Kabupaten Malang
Jembatan Penghubung Desa di Pakisaji Kabupaten Malang Ambruk saat Dilewati Truk Muatan Pasir 5 Ton
Jembatan Penghubung Desa di Pakisaji Kabupaten Malang Ambruk saat Dilewati Truk Muatan Pasir 5 Ton
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Jembatan penghubung antardesa tepatnya di Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang ambruk saat dilewati dump truk yang bermuatan pasir.
Peristiwa ini terjadi Senin (8/9/2025) malam. Sampai dengan Selasa (9/9/2025), truk yang tercebur ke dalam sungai belum juga dievakuasi.
Kondisi di sekitar jembatan siang ini tampak ramai.
Beberapa warga mulai dari dewasa hingga anak-anak yang masih mengenakan seragam MI terlihat memadati lokasi kejadian.
Mereka penasaran untuk melihat kondisi jembatan yang ambruk.
Di lokasi, terlihat truk dalam keadaan menggantung dengan posisi 60 derajat menghadap ke barat.
Kepala truk menggantung di atas, sementara bagian belakang menapak ke dasar sungai yang dangkal.
Baca juga: Jaga Kondusivitas, Polresta Malang Kota Tingkatkan Patroli Bersama Kodim 0833, Satpol PP dan Dishub
Diketahui truk ini dikemudikan oleh Wijaya (28) warga Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.
Saat ditemui di sekitar lokasi, Wijaya sedang menunggu truknya dievakuasi.
"Kejadiannya kemarin malam jam 11 an," kata pria berkaus warna hitam itu.
Saat itu, Wijaya memuat pasir seberat 5 ton untuk paving dari Kecamatan Wajak dikirim menuju ke Desa Mendalanwangi, Kecamatan Pakisaji.
Di pertengahan jalan, ia menjelaskan bahwa jalan utama menuju ke tujuan sedang diututup.
Sebab ada panggung yang dipasang di tengah jalan untuk kegiatan peringatan Maulid Nabi.
Karena tidak paham jalan di sekitar sana, ia bertanya ke orang untuk mencari alternatif lain.
Tak hanya bertanya ia juga membuka Google Map.
Selanjutnya oleh Google Map, Wijaya diarahkan menuju ke Jembatan Wadung.
Baca juga: Ada 13 Sosok di Bursa Calon Ketua DPC PDIP, Sugeng Unggul, Incumbent Didik Gatot Seperti Mengalah
Ia melaju dari arah timur yaitu Desa Sukoanyar menuju ke arah barat di Desa Wadung.
"Ya saya terus aja, soalnya gak ada orang juga di sekitar jembatan, penanda jalan juga nggak ada," tegasnya.
Setibanya di dekat jembatan, Wijaya melajukan truknya untuk menyeberang.
Seketika ia sontak kaget ketika jembatan yang ia lalui tiba-tiba ambrol.
Perasaan panik dan takut dirasakan oleh Wijaya. Beruntungnya Wijaya yang mengendarai truk seorang diri selamat dari kejadian ini.
Tak berselang lama, ia berusaha keluar dari truk sendirian.
"Alhamdulillah gak kenapa-kenapa, cuma ini sedikit sakit di belakang kepala mungkin kebentur," urai pria yang baru dua minggu bekerja sebagai sopir pengangkut pasir.
Kejadian ini juga diketahui oleh tetangga di sekitar jembatan.
Sumarmi (60) yang tinggal kurang lebih 50 meter dari jembatan mendengar suara keras saat ia tengak tidur.
"Pas tidur kan, saya denger suara braakk. Terus kaya gempa itu rasanya."
"Saya sama suami cepat-cepat keluar rumah ada apa ini. Ternyata jembatannya ambrol," imbuh Sumarmi.
Sumarmi bersama suami kemudian mendekati jembatan tersebut. Lagi-lagi ia kaget saat melihat ada truk yang sudah menggantung.
Ia menjelaskan, bahwa jembatan penghubung ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Jembatan dengan lebar kisaran 2,5 meter ini biasa dilalui sepeda motor hingga mobil.
"Kalau truk yang lewat sini nggak pernah. Biasanya ya motor, mobil itu yang rame," pungkasnya.
Ada 13 Sosok di Bursa Calon Ketua DPC PDIP, Sugeng Unggul, Incumbent Didik Gatot Seperti 'Mengalah' |
![]() |
---|
Kecelakaan Maut di Jalan Raya Bedali Lawang, 2 Pejalan Kaki Ditabrak saat Menyeberang |
![]() |
---|
Kebakaran Tahun 2019 Silam, Revitalisasi Pasar Lawang Kabupaten Malang Masih Dikaji Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
Tingkatkan Produksi Industri Tembakau, Disperindag Kabupaten Malang Gelar Pelatihan Giling Rokok SKT |
![]() |
---|
Derita Bocah Usia 14 Tahun Menderita Lipoma, Ayah Wafat, Ibunya Berangkat Jadi TKW ke Singapura |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.