Kabupaten Malang

Pemkab Malang Tambah Mesin Poles Beras untuk Tingkatkan Konsumsi Beras Lokal

Pemkab Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Malang berupaya untuk meningkatkan konsumsi beras lokal

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/Luluul Isnainiyah
SIDAK PANGAN - Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi, saat melakukan sidak beras oplosan di Pasar Kepanjen. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemkab Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Malang berupaya untuk meningkatkan konsumsi beras lokal.

Di antaranya dengan melakukan pengadaan mesin poles beras atau disebut mesin kebi.

Kepala DKP Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi, menyampaikan bahwa kualitas beras lokal tak jauh kalah dengan beras premium yang dijual di pasaran. Beras petani lokal teksturnya pulen.

Namun dari segi warna beras memang kusam. Sehingga hal ini yang membuat beras lokal kurang diminati di pasar.

"Beras kita lebih berkualitas. Beberapa merek beras premium terkenal dari Kediri itu berasnya dari kita."

"Jadi beras dari petani kita diolah di sana diglowingkan terus dijual kembali ke kita," kata Mahila.

Baca juga: Kisah Perjuangan Hidup Ayah Bocah Penderita Motor Delay di Wajak Malang, Rongsokan dan Motor Butut

Ia menyampaikan bahwa minimnya mesin kebi yang dimiliki oleh Kabupaten Malang menjadi salah satu kendala kurang lakunya beras lokal.

Saat ini Kabupaten Malang baru memiliki satu mesin kebi bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari Bank Indonesia.

Mesin tersebut kini dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Asosiasi Amarta Padi Sumberpucung.

Selain itu, DKP telah melakukan pengadaan mesin kebi dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2025.

"Kami mohon ke Pemerintah Kabupaten Malang melalui PAK dari dewan entah itu disetujui 1 atau 2 mesin kebi."

"Nantinya mesin ini akan kami letakkan di gapoktan Singosari," jelasnya.

Ia menyebutkan harga 1 mesin kebi kisaran Rp 185 sampai Rp 250 juta.

Ini belum termasuk intalasi listrik bisa lebih dari Rp 100 juta. Biaya intalasi listrik ditanggung oleh gapoktan penerima mesin kebi.

"Makanya kami harus tau dulu calon penerima mesin apakah siap atau tidak. Bila tidak siap ya tidak kami beri mesin," bebernya.

Dengan meisn kebi yang imiliki, Mahila berharap masyarakat Kabupaten Malang bisa mengkonsumsi beras lokal milik sendiri serta untuk memotong mata rantai distribusi beras.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved