Kota Malang

BGN Kerahkan 5 Ribu Chef Untuk Awasi Kualitas Masakan SPPG, Respon Evaluasi Kasus Keracunan MBG

Kerjasama BGN dengan asosiasi juru masak ini menjadi bagian dari upaya untuk menghilangkan kasus keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG)

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/KUKUH KURNIAWAN
RESMIKAN SPPG PRENEUR - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy didampingi Wakil Kepala BGN, Brigjen Pol Sony Sanjaya dan Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat meresmikan SPPG Preneur Yayasan Prokids Anak Indonesia di Kelurahan Sawojajar Kota Malang, Minggu (26/10/2025). BGN telah menerjunkan lima ribu chef untuk memastikan kualitas masakan SPPG. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Badan Gizi Nasional (BGN) telah menggandeng asosiasi juru masak internasional untuk memastikan kualitas masakan SPPG.

Kerjasama BGN dengan asosiasi juru masak ini menjadi bagian dari upaya untuk menghilangkan kasus keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang selama ini masih saja terjadi.

Baca juga: BGN Wujudkan Konsep SPPG Preneur di Kota Malang, Dorong Kemandirian Pasokan Bahan Pangan Lokal

"Sebanyak lima ribu juru masak profesional (chef) diterjunkan ke SPPG yang baru operasional di bawah dua bulan. Fungsinya, mereka akan melakukan pendampingan selama satu minggu," ujar Brigjen Pol Sony Sanjaya, Wakil Kepala BGN,  usai meresmikan SPPG Preneur Yayasan Prokids Anak Indonesia di Jalan Danau Maninjau Raya, Kelurahan Sawojajar Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Minggu (26/10/2025).

BGN menhyatakan telah mengevaluasi secara menyeluruh terkait kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di beberapa daerah. 

Salah satunya, kejadian yang menimpa kepada 24 orang baik siswa dan guru Mts Al Khalifah Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang pada Kamis (23/10/2025) lalu.

Wakil Kepala BGN, Brigjen Pol Sony Sanjaya mengatakan, evaluasi telah dilakukan secara menyeluruh.

Termasuk, memberikan tindakan tegas berupa penutupan operasional dapur MBG atau lebih dikenal sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Secara umum, setiap hari dilakukan evaluasi. Namun untuk kejadian tersebut (keracunan MBG), kami langsung menutup sementara operasional SPPG," ujar Sony Sanjaya.

Dirinya mengungkapkan, sebenarnya berbagai upaya untuk mencegah keracunan telah dilakukan.

Upaya yang dilakukan berupa menerjunkan tim keamanan pangan untuk memeriksa kemungkinan kandungan bakteri atau zat berbahaya baik saat bahan mentah maupun proses pengolahan.

Termasuk, meningkatkan prosedur sterilisasi peralatan termasuk ompreng di seluruh SPPG.

"Setelah dicuci, food tray atau ompreng harus disterilisasi. Biasanya disterilkan di dalam oven pemanas,"

"Selain itu, baik untuk menanak nasi, merebus dan memasak harus memakai air dalam kemasan yang sudah terjamin higienitasnya. Hal tersebut sudah Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tidak bisa ditawar," bebernya.

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved