Malang Raya Darurat Bencana
BPBD Petakan Kelurahan Rawan Bencana, Catat Data Hingga Level Rumah dan Tata Sistem Peringatan Dini
Peta rawan bencana kini telah dibuat BPBD Kota Malang dan menjangkau 40 kelurahan dari total 57 kelurahan di Kota Malang.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
Dari catatan itu, banjir menjadi peristiwa paling sering terjadi.
Dari catatan itu, estimasi kerugian setiap terjadi bencana seperti banjir antara Rp 1.5 juta hingga Rp 3 juta.
Baca juga: Karakter Banjir di Kota Batu Didominasi Banjir Luapan Saluran Air, BPBD Gandeng OPD Terkait
Di sisi lain, saat ini Kota Malang memiliki 24 alat peringatan dini (EWS) yang tersebar di lima kecamatan, termasuk satu EWS khusus deteksi tanah longsor di kawasan Bunul, Kecamatan Blimbing.
Sebagian alat dipindahkan ke titik rawan baru setelah banjir besar yang membuat ratusan rumah terendam.
Meski idealnya setiap kawasan padat yang berada di tepi sungai memiliki EWS, penambahan alat tahun 2026 masih harus dikonsultasikan karena menyesuaikan kondisi keuangan daerah.
BPBD juga tengah menyempurnakan sistem notifikasi EWS agar informasi tanda bahaya dapat langsung diterima RT, RW, dan lurah, serta warga sekitar.
“Ketika EWS memberi tanda waspada, warga dan pemangku wilayah bisa langsung dapat notifikasinya. Ini agar respons cepat bisa dilakukan,” tegas Prayitno.
Dengan pemetaan rinci rumah rawan bencana, keterbukaan data, hingga optimalisasi EWS, BPBD berharap masyarakat Kota Malang semakin siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi sewaktu-waktu. (Benni Indo)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/banjir-kota-malang-sabtu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.