Kekecewaan Hotman Paris Saat Prabowo Tolak Ketemu Bahas Nadiem Makarim, Ungkit Persahabatan 25 Tahun

Beginilah ungkapan kekecewaan Hotman Paris saat Presiden Prabowo tolak bertemu untuk membahas Nadiem Makarim. Singgung persahabatan 25 tahun.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Warta Kota/Alfian Firmansyah
TOLAK BERTEMU - Potret Lawas Prabowo Subianto saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan dengan Hotman Paris. Terbaru Prabowo menolak untuk bertemu Hotman Paris untuk membahas kasus Nadiem Makarim. 

SURYAMALANG.COM - Beginilah ungkapan kekecewaan Hotman Paris saat Presiden Prabowo tolak bertemu untuk membahas Nadiem Makarim

Tujuan Hotman Paris bertemu dengan Prabowo untuk membela dan membuktikan jika Nadiem Makarim tidak bersalah. 

Namun, niat Hotman paris bertemu dengan Presiden Prabowo ditolak. 

Hotman Paris pun menyinggung soal persahabatan dirinya dengan Prabowo selama 25 tahunn. 

Kasus dugaan korupsi menjerat Nadiem Makarim, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek).

Dugaan korupsi terkait pengadaan laptop Chromebook dalam program digitalisasi pendidikan tahun 2019–2022.

Proyek ini bernilai sekitar Rp 9,9 triliun, dengan kerugian negara yang diperkirakan mencapai Rp 1,98 triliun.

Spesifikasi pengadaan disebut “mengunci” pada produk Google, meskipun sebelumnya telah dinyatakan tidak cocok untuk daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

Pengacara kondang, Hotman Paris bereaksi saat ditolak Presiden Prabowo Subianto saat akan bertemu.

Saat itu, Hotman Paris ingin membela kliennya Nadiem Makarim kepada Prabowo.

Hotman Paris merasa Nadiem Makarim sama sekali tak bersalah atas kasus korupsi yang kini menjeratnya.

Sayangnya usaha Hotman Paris untuk menjelaskan hal tersebut kepada Prabowo ditolak mentah-mentah.

Lantaran itu, Hotman Paris tampak syok dan mengungkit persahabatannya dengan Prabowo sejak 25 tahun lalu.

Bahkan diungkit Hotman, saat Prabowo mengalami kesusahan, dia lah yang saat itu sigap membantunya.

Baca juga: Heboh Misri Live IG di Kamar, Teman Kencan Kompol Yogi Tersangka Kasus Brigadir Nurhadi Sudah bebas?

Diketahui Hotman ingin menggelar perkara dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook yang menjerat kliennya, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, di depan Presiden Prabowo.

Hotman berkeyakinan bahwa Nadiem tak korupsi uang negara satu sen pun.

Karena itu, Hotman ingin menjelaskan secara gamblang kasus tersebut kepada Presiden Prabowo.

Keberanian Hotman ingin bertemu Presiden Prabowo didasari oleh hubungan profesional yang telah terjalin selama lebih dari dua dekade.

Sayangnya keinginan Hotman Paris itu ditentang langsung oleh Prabowo.

“Waktu susah dulu, zaman perjuangan tahun 2000, Presiden RI percaya bener sama aku, 25 tahun dia jadi klienku,” ujar Hotman dalam konferensi pers dilansir dari Wartakota Selasa (9/9/2025).

Penegasan tersebut terpaksa Hotman ungkapkan karena sedikit kecewa pihak Istana menolak bertemu.

Menurut Hotman, permintaan tersebut bukan bentuk tekanan terhadap proses hukum, melainkan bentuk keluh kesah pribadi.

“Wajar dong kalau berkeluh kesah, apa salahnya? Soal dikabulkan atau tidak, itu hal lain. Namanya juga usaha,” ucapnya.

Hotman mengklaim hanya membutuhkan waktu sepuluh menit berbicara dengan Prabowo untuk membuktikan bahwa kliennya, Nadiem Makarim, tidak bersalah dalam kasus pengadaan Chromebook untuk Program Digitalisasi Pendidikan.

Sebelumnya, Istana Kepresidenan telah menyatakan sikap tegas bahwa pemerintah tidak akan mengintervensi proses hukum yang sedang berjalan. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyampaikan bahwa penanganan perkara sepenuhnya menjadi kewenangan aparat penegak hukum.

“Kami serahkan kepada proses hukum saja. Pemerintah tidak intervensi,” ujar Hasan.

Baca juga: NAMA Raffi Ahmad Masuk Bursa Calon Menpora Baru, Termasuk Puteri Komarudin dan Taufik Hidayat

Klaim Pengadaan Laptop Nadiem Makarin Bebas Mark-up

Sebelumnya, Melalui akun Instagram resminya, Hotman Paris membuat seruan langsung kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ia mengklaim bahwa hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang ia dapatkan tidak menunjukkan adanya mark-up signifikan pada harga pengadaan laptop.

Dalam sebuah video singkat, Hotman mengawali pesannya dengan menyapa Presiden dan menyebut bahwa kliennya, Nadiem Makarim, saat ini masih ditahan di Kejaksaan Agung.

Ia menjelaskan bahwa BPKP telah melakukan dua kali audit terhadap proyek pengadaan laptop tersebut untuk menilai ketepatan sasaran, waktu, harga, manfaat, dan kualitas.

Menurut Hotman Paris, timnya telah melakukan uji dan cross-check atas hasil audit tersebut.

Baca juga: Fakta Sebenarnya Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk, Pihak PA Bongkar Soal Permohonan Cerai

Ia menegaskan, tidak ada temuan signifikan yang membuktikan adanya mark-up.

"Pemeriksaan BPKP tidak menemukan indikasi kenaikan harga secara signifikan dalam proses pengadaan," kata Hotman.

Pernyataan Hotman Paris ini memicu perdebatan karena bertolak belakang dengan argumen jaksa penuntut.

Seperti diketahui, Kejaksaan Agung menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka pada 4 September 2025.

Nadiem Makarim langsung ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung untuk 20 hari ke depan.

Penetapan tersangka ini didasarkan pada perkiraan kerugian negara yang mencapai hampir Rp 1,98 triliun.

(SURYAMALANG.COM/SRIPOKU.COM)

Ikuti saluran SURYAMALANG di >>>>> WhatsApp 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved