Sosok Hasan Nasbi Komisaris Pertamina Buat Purbaya Balas Sentilan dengan Hasil Kerja: Mana Indeks?

Sosok Hasan Nasbi Komisaris Pertamina buat Purbaya balas sentilan dengan hasil kerja: amat baik di mata masyarakat kecuali orang itu!

|
KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA/tangkap layar KOMPASTV
HASAN NASBI VS PURBAYA - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (KANAN) menunjukkan gambar hasil survei dalam tayangan Kompas TV, Senin (27/10/2025). Purbaya memamerkan hasil kerja untuk menjawab pernyataan eks Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi yang memintanya berhenti mengkritik pejabat lain sebab melemahkan soliditas pemerintah. Hasan Nasbi (KIRI) di depan Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024). Hasan Nasbi kini menjabat komisaris Pertamina. 

SURYAMALANG.COM, - Mantan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi menjadi sorotan sejak melontarkan kritik kepada Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa .

Hasan Nasbi yang kini menjadi komisaris Pertamina, menilai Purbaya bisa melemahkan pemerintahan Prabowo Subianto, jika terus-menerus menyerang kementerian atau pejabat lain. 

Hal itu membuat Purbaya gerah dan menjawabnya dengan hasil kerja, sambil menunjukkan data gambar indeks survei. 

"Mana indeks mana indeks? gambar saya tunjukin ya. Itu saya selalu pakai survei ke masyarakat" kata Purbaya sambil menunjukkan secarik kertas dalam tayangan Kompas TV, Senin (27/10/2025).

"Apakah saya mengurangi kepercayaan masyarakat ke pemerintah apa tidak?" tambahnya. 

"Kalau dari angka kita yang terakhir ini baru keluar angka survei bulan Oktober. Survei dilakukan LPS," lanjutnya. 

Baca juga: Gebrakan Menkeu Purbaya Sewa Hacker Untuk Benahi Pajak, Pakar Peringatkan Soal Gaya Komunikasi

Purbaya menunjukkan data di gambar berupa indeks kepercayaan masyarakat ke pemerintah.

"Kalau jatuh seperti ini keadaan buruk. Buruk kalau sana bagus. Ini kemarin waktu bulan, Agustus September turun turun terus. Juli Agustus September turun terus ke titik terendah di sini. Inilah terbanyaknya demo," kata Purbaya.

Namun sejak Purbaya ditunjuk menjadi Menkeu pada 8 September 2025, perubahan mulai terlihat.

"Tapi setelah kita lakukan kebijakan yang mungkin untuk sebagian kalangan agak drastis, agak apa ceplas-ceplos, tapi ini berhasil mengembalikan sentimen masyarakat ke pemerintah" ujarnya. 

"Justru ini levelnya sekarang sudah level sama dengan ini. Jadi sudah stabil lagi," kata Purbaya.

Lalu siapa Hasan Nasbi?

Hasan Nasbi resmi ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) sejak 11 September 2025. 

“Berdasarkan salinan keputusan para pemegang saham, Bapak Hasan Nasbi resmi ditetapkan sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) sejak 11 September 2025,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, Sabtu (20/9/2025). 

Penunjukan Hasan diatur dalam Keputusan Menteri BUMN dan Direktur Utama PT Danantara Asset Management selaku pemegang saham Pertamina Nomor SK-247/MBU/09/2025 dan Nomor SK.055/DI-DAM/DO/2025 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Pertamina.

Nama Hasan juga telah tercantum dalam daftar komisaris di situs resmi Pertamina per 20 September 2025.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 9 Desember 2024, Hasan Nasbi tercatat memiliki harta senilai Rp41.336.616.257 atau Rp41 miliar lebih. 

Aset tersebut terdiri dari:

1. Tanah dan bangunan dengan total Rp 13.967.787.329.

2. Alat transportasi dan mesin senilai Rp 9.515.382.499. 

3. Kas dan setara kas Rp 17.694.186.518

4. Harta lainnya Rp 735.000.000

5. Utang Rp 575.740.089

Setelah dikurangi utang, total harta kekayaan Hasan Nasbi mencapai Rp 41.336.616.257 atau Rp 41,3 miliar.

Sosok Hasan Nasbi

Hasan Nasbi lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 11 Oktober 1979 dan lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), meraih gelar Sarjana Ilmu Politik pada 2004.

Semasa kuliah, Hasan Nasbi aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat UI dan mendirikan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tan Malaka.

Hasan Nasbi juga terlibat menyusun buku bertema Tan Malaka serta bekerja sebagai sekretaris peneliti Belanda, Dr. Harry Albert Poeze.

Setelah lulus, Hasan Nasbi sempat menjadi jurnalis di Harian Kompas (2005–2006), lalu menjadi peneliti di Pusat Kajian Politik UI hingga 2008.

Baca juga: Lucunya Menkeu Purbaya Saat Jadi Tamu Lapor Pak Trans 7, Ngelawak Bareng Andhika Pratama dan Wendy

Hasan Nasbi kemudian mendirikan lembaga survei Cyrus Network yang dikenal aktif dalam hitung cepat pemilu, termasuk Pilpres 2024.

Kariernya di pemerintahan dimulai saat Presiden Joko Widodo melantik Hasan sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) pada 19 Agustus 2024.

Namun, jabatan Hasan Nasbi berakhir pada 17 September 2025 setelah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah, lembaga pengganti PCO.

Hasan Nasbi Sentil Purbaya

Hasan Nasbi, mengingatkan pentingnya menjaga etika komunikasi antarpejabat di ruang publik, menilai gaya komunikasi Purbaya kerap menyinggung pejabat lain secara terbuka dapat berdampak buruk pada citra dan soliditas pemerintahan.

“Kalau bicara dalam konteks pemerintah, sesama anggota kabinet sebaiknya tidak saling menyerang di depan umum. Karena itu bisa melemahkan pemerintah,” ujar Hasan melalui YouTube pribadinya, Sabtu (25/10/2025).

Menurut Hasan, gaya komunikasi Purbaya yang ceplas-ceplos memang berhasil menarik perhatian publik dan mencairkan suasana, namun dalam jangka panjang, pendekatan semacam itu bisa menimbulkan kegaduhan.

“Kalau setiap hari nyetrum orang, nanti akan ada backfire lama-lama karena semua orang sudah disetrum gitu loh dan yang disetrum ini mungkin nanti akan melakukan fightback,” ujar Hasan Nasbi.

Baca juga: Utang Whoosh Diperpanjang sampai 60 Tahun, Purbaya Angkat Jempol, Mahfud MD Curiga Mungkin Koruptif

Hasan mencontohkan, bagaimana perdebatan antara Purbaya dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bisa menjadi awal dari ketegangan, yang memperlihatkan ketidaksatuan pemerintah di mata publik.

Menurut Hasan, kondisi semacam ini justru bisa mengikis kepercayaan masyarakat terhadap soliditas pemerintah.

“Sekarang aja kan gubernur Jawa Barat fightback, nanti gubernur mana lagi yang fightback dan nanti takutnya menteri mana lagi juga fightback. Nah di hadapan publik akan kelihatan bahwa pemerintah tidak tidak solid,” ucapnya.

Pemerintah ini, katanya tidak bisa pintar-pintar sendiri.

"Ini kan kerja sama nih, pemerintah ini kayak pasukan semut yang dikasih makanan tapi di depannya dikasih obstacle. Itu mereka susah tuh. Tapi mereka kerjasama,” ujar Hasan.

Hasan menggambarkan, jika ada satu atau dua pejabat yang merasa paling pintar dan bertindak sendiri, maka kerja besar pemerintah bisa gagal.

“Jadi pemerintah ini pekerjaan teamwork, bukan pekerjaan satu orang superhero,” ujar Hasan.

Hasan juga menyinggung pesan Presiden Prabowo Subianto yang kerap mengingatkan pentingnya kekompakan dalam bekerja.

“Pemerintah ini seperti kesebelasan dan semua sama pentingnya,” ujar Hasan menirukan pesan Prabowo.

Menurut Hasan, prinsip kerja sama yang kuat adalah fondasi agar pemerintahan bisa berjalan efektif dan mampu membawa “makanan besar” atau hasil kerja nyata sampai ke masyarakat.

Dengan sindiran halusnya, Hasan menyebut pemerintah tak bisa hanya diwarnai oleh satu figur yang menonjol.

"Semua pihak harus saling menopang, bukan saling menyenggol" katanya.

Baca juga: Terjawab Sosok Deni Surjantoro yang Viral Tak Disalami Purbaya, Punya Jabatan Penting di Kemenkeu

Menurut Hasan Nasbi, gaya Purbaya sangat berbahaya lantaran bisa melemahkan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Hasan meminta Purbaya berhenti 'baku tikam' dengan pejabat lain melalui pernyataanya kepada wartawan dan adu argumen di ruang tertutup.

“Kalau kita bicara dalam konteks pemerintah, ya sesama anggota kabinet, sesama pemerintah enggak bisa baku tikam terus-menerus di depan umum. Karena itu akan melemahkan pemerintah,” ujar Hasan.

Hasan mengingatkan, saling serang di ruang publik justru memberikan dampak negatif bagi citra pemerintah.

Pihaknya khawatir polemik yang dipertontonkan untuk publik justru menguntungkan bagi pihak yang tidak menyukai pemerintahan Prabowo-Gibran.

Purbaya Balas Hasan Nasbi

Masih dengan data gambar indeks survei, Purbaya melancarkan serangan balik terhadap Hasan Nasbi dan menegaskan stabilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sangat baik karena didukung oleh perbaikan daya beli.

"Jadi stabilitas pemerintahan amat baik di mata masyarakat kecuali di mata orang itu ya karena apa? karena daya belinya juga membaik" ungkap Purbaya dalam tayangan Kompas TV, Senin (27/10/2025)

"Ini daya beli tuh yang ini depan konsumen turun, karena ekonomi buruk. Ketika ekonomi bagus ini ke sana naik lagi. Ini sama, ini ada korelasinya," jelasnya.

Menurut Purbaya, ketika ekonomi buruk, masyarakat tidak akan suka pemerintah.

"Makanya banyak demo-demo besar-besaran, tapi ketika mulai balik, mereka juga senang ke pemerintah" katanya. 

"Jadi sepertinya saya koboi, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah" lanjutnya. 

"Itu juga atas pemerintah Bapak Presiden. Jadi saya enggak berani gerak sendiri," imbuh Purbaya.

Menurutnya gaya koboi-nya itu justru bagian perpanjangan tangan Presiden Prabowo.

"Jangan dianggap, saya koboi. Saya perpanjangan tangan dari Bapak Presiden, kira-kira begitu, dengan versi yang lebih halus malah," katanya.

Purbaya sudah memastikan ke Presiden Prabowo belanja akan tepat waktu.

"Saya pernah bilang ke beliau, saya akan pastikan belanjanya tepat waktu. Dia bilang, "Go ahead aja jalan." Kenapa? Karena kita perlu ekonomi yang lebih cepat di triwulan keempat tahun ini" terangnya. 

"Sudah mulai kelihatan kan? Saya harus harapkan ke depan lebih bagus lagi" imbuhnya. 

"Saya tidak mencampuri kebijakan mereka ya, tapi memastikan bahwa penyerapan angarannya tepat, karena uang uangnya kan ada, biayanya untuk saya ada costnya. Makasih ya," ujar Purbaya.

(Kompas.com/WartaKotalive.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved