Faisal LSM Pelapor Pungli Bantah Dulu Murid Rasnal, Guru yang Dibela Prabowo, Bukan Alumni SMAN 1

Faisal LSM pelapor pungli bantah dulu murid Rasnal, guru yang dibela Prabowo sempat dipecat, bukan alumni SMAN 1 Luwu Utara, Sulsel.

|
dkpp.go.id/TRIBUN-TIMUR.COM / ANDINI
REHABILITASI GURU LUTRA - Mantan Kepala SMAN 1 Luwu Utara, Rasnal (TENGAH) dan Bendahara Komite SMAN 1 Luwu Utara, Abdul Muis (KANAN). Kedatangan keduanya di Luwu Utara usai bertemu Presiden akan disambut ribuan guru serta keluarga besar SMAN 1 Luwu Utara. Foto (KIRI) Faisal Tanjung saat menghadiri sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran KEPP KPU Lutra di Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Kota Makassar, Senin (14/12/2020). Faisal adalah anggota LSM pelapor dua guru tersebut membantah dulu murid Rasnal dan bukan alumni SMAN 1 Luwu Utara. 

Terkait informasi tersebut, Faisal Tanjung membantah pernah menempuh pendidikan di SMAN 1 Luwu Utara, apalagi jadi murid Rasnal

“Saya tidak pernah sekolah di SMA 1 Luwu Utara. Itu hoaks,” katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (15/11/2025) melansir Tribun-Timur.com (grup suryamalang).

Faisal memastikan dirinya adalah lulusan MAS Ma`arif Darussalam, Kecamatan Mappadeceng, Luwu Utara, pada tahun 2012.

Baca juga: Kronologi Lengkap 2 Guru Dipenjara dan Dipecat Gegara Bantu Guru Honorer, Viral Dibantu Prabowo

Kemudian Faisal melanjutkan pendidikan tinggi di Palopo pada tahun 2013.

Terpisah, guru SMAN 1 Luwu Utara, Isnandar juga membenarkan nama Faisal Tanjung tidak terdaftar sebagai alumni sekolah tersebut setelah dilakukan penelusuran data.

"Bukan. Faisal bukan alumni SMAN 1 Lutra. Kami sudah cari namanya di data sekolah, tidak ditemukan namanya," ungkap Isnandar.

Isnandar menambahkan, teman-teman guru di grup telah mencari nama Faisal di absen sekolah dan tidak ditemukan.

"Hampir pasti bukan, karena saya sejak 2003 mengajar di SMAN 1 Lutra. Kalau 2012, pasti saya ingat," tegasnya.

Alasan Faisal Melapor

Faisal mengusut kasus ini setelah mendapat keterangan dari F salah satu siswa SMAN 1 Luwu Utara.

"Kenapa bisa muncul masalah, karena ada salah satu siswa bernama F, notabenenya dia sering bergaul dengan LSM. Nah dia sampaikanlah, ke Faisal Tanjung," bebernya.

Selain itu, Faisal juga menerima bukti berupa pesan dari salah satu guru yang meminta siswa segera melunasi dana komite sebelum pembagian rapor.

“Ada pesan di grup kelas XII Mipa 1 waktu itu. Gurunya mengingatkan siswa untuk bayar komite sebelum pembagian rapor. Di chat itu seolah-olah pembagian rapor tidak berjalan lancar kalau komite tidak dibayar,” kata Faisal.

Baca juga: Alasan Guru Honorer Banting Nasi Kotak dari Disdik Berujung Dipecat, Emosi Meledak di Depan Siswa

Faisal kemudian mendatangi rumah Abdul Muis untuk meminta penjelasan secara langsung.

“Saya datangi Pak Muis untuk menanyakan hal itu. Dia bilang itu sumbangan, bukan pungutan. Saya tanya, kalau sumbangan kenapa dipatok Rp 20.000 per siswa? dia jawab itu hasil kesepakatan orang tua,” ucapnya.

“Setahu saya, sumbangan itu diperbolehkan, tapi dalam bentuk barang, bukan uang dengan nominal tertentu,” tambahnya.

Sumber: Surya Malang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved