Surabaya

Tangis Ayah Erikawati Pecah, Saksikan Putrinya Terseret Kereta Dalam Insiden Surabaya Membara

Tangis ayah Erikawati pecah, ceritakan tragedi yang menimpa anaknya korban insiden drama Surabaya Membara, hingga acara dipotong sampai 40 menit

SURYAMALANG.COM/kolase/Pipit Maulidiya/Mohammad Romadoni
Ayah Erikawati, Shaluki (Kiri), Drama kolosal Surabaya Membara 

SURYAMALANG.COM - Tangis ayah Erikawati pecah, ketika ceritakan sang anak yang menjadi korban insiden drama kolosal Surabaya membara, Jumat 9 November 2018. 

Erikawati adalah satu dari 3 korban yang meninggal akibat Insiden tersebut.

Diketahui, Erikawati adalah gadis berusia 9 tahun yang masih duduk di bangku kelas III SD (Sekolah Dasar) yang tinggal di jalan Kalimas Barat, Surabaya. 

Selain Erikawati, ada seorang remaja laki-laki yang menjadi korban tragedi drama kolosal Surabaya Membara.

Namun, korban tragedi drama kolosal Surabaya Membara yang baru berhasil diidentifikasi pihak kepolisian hanyalah jasad Erikawati.

Ibu Erikawati, Liana (37), juga menjadi korban luka-luka akibat terserempet kereta api saat menonton drama kolosal Surabaya Membara.

Baca: Walikota Surabaya Resmikan Museum WR Soepratman, Risma: Museum Ini Saya Yang Desain

Baca: Atas Permintaan Kakeknya, Jenazah Korban Insiden Surabaya Membara Dibawa ke Bangkalan

Baca: Hari Pahlawan, Patung Pahlawan Nasional Hamid Rusdi Tampak Kurang Terawat

Cerita Ayah Erikawati Saat Menyaksikan Putrinya Menjadi Korban Tragedi Drama Kolosal Surabaya Membara
Cerita Ayah Erikawati Saat Menyaksikan Putrinya Menjadi Korban Tragedi Drama Kolosal Surabaya Membara (Surya.co.id)

Walau selamat, Sahluki (41), ayah Erikawati tak dapat menahan tangis saat mengetahui putrinya menjadi korban tragedi drama kolosal Surabaya Membara.

Mengutip Surya.co.id, Sahluki tampak berlinang air mata di hadapan jenazah putrinya, Erikawati, di ruangan kamar jenazah RSUD dr Soetomo Surabya, Sabtu (10/11/2018) dini hari.

Ayah Erikawati lantas menceritakan detik-detik insiden yang merenggut nyawa putrinya itu.

Saat itu, Sahluki bersama istrinya dan Erikawati, menonton drama Surabaya Membara dari atas Viaduk.

Sekitar pukul 19.45 WIB, tiba-tiba ada kereta api dari arah Stasiun Gubeng menuju ke Stasiun Pasar Turi melintas di perlintasan viaduk.

Viaduk yang hanya memiliki jarak yang minim dengan gerbong kereta api, membuat banyak orang yang berada disana panik karena takut tersenggol kereta.

Kepanikan tersubut berujung ke warga yang saling dorong.

Alhasil, Sahluki beserta istri dan Erikawati terjungkal di dekat rel perlintasan.

Sahluki mengatakan, putrinya sempat terseret kereta api yang melintas.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved